Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tiga bulan pertama tahun 2020, PT Kino Indonesia Tbk (KINO) mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 57,85 miliar. Jumlah tersebut menurun drastis hingga 81 % dibanding kuartal I tahun 2019 yang sebesar Rp 306,13 miliar.
Padahal, penjualan KINO bertumbuh hingga 11% year on year (YoY) menjadi Rp 1,11 triliun dari sebelumnya Rp 1 triliun.
Direktur Keuangan PT Kino Indonesia Budi Mulyono Tbk menjelaskan penurunan laba ini dipicu oleh laba pembelian di bawah nilai wajar pada saat KINO menambah kepemilikan saham di anak perusahaan.
Baca Juga: Tambah kapasitas produksi, Kino Indonesia (KINO) serap 35% capex selama kuartal I
"Di mana kami membeli dengan nilai lebih murah sehingga kami mencatatkan one-off gain sebesar Rp 264 miliar," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (6/5). Oleh karena transaksi ini, pos laba pembelian dengan diskon membengkak.
Asal tahu saja, berdasar laporan keuangannya, pada 14 Januari 2019, KINO mengakuisi 51% saham PT Kino Food Indonesia (KFI) dengan jumlah harga perolehan Rp 74,9 miliar. Sekadar informasi, sebelumnya KFI merupakan entitas asosiasi dari KINO.
Menurutnya, angka yang sesungguhnya bisa dibandingkan dengan kuartal I 2020 ketika Rp 264,21 miliar dikeluarkan dari pos keuntungan pembelian dengan diskon.
Dengan demikian, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kuartal I 2019 tercatat Rp Rp 41,92 miliar. Artinya, laba tersebut di tahun 2020 ini justru mengalami pertumbuhan menjadi Rp 57,85 miliar.
Untuk kuartal II-2020, Budi tidak memungkiri akan banyak tantangan karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di beberapa wilayah membuat masyarakat tinggal di rumah.
"Aktivitas ekonomi tidak banyak berjalan. Dapat dikatakan tahun ini festive berkurang atau bahkan hilang dibanding tahun-tahun sebelumnya," imbuhnya.
Baca Juga: Ini sektor yang menopang kenaikan penjualan Kino Indonesia (KINO) di kuartal I-2020
Walaupun kinerja KINO akan berat hingga akhir semester I-2020, Budi berharap kekurangan di semester ini akan tertutup di semester selanjutnya. Adapun saat ini KINO masih menargetkan penjualannya naik 15% dan laba bersihnya terkerek 30% sepanjang tahun 2020.
Berkaca dari pertumbuhan laba yang dianggapnya wajar tadi, ia masih optimistis target laba tersebut akan tercapai apabila sisi penjualannya juga terkerek sesuai harapan.
Adapun terkait penjualan, sempat disampaikan kepada Kontan.co.id sebelumnya bahwa penjualan KINO di kuartal I terdorong oleh keputusan KINO memperkuat produk-produk yang memiliki permintaan stabil dan berpotensi mengalami kenaikan. Misalnya, hand sanitizer, hand wash, dan minuman kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News