kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Kimia Farma (KAEF) turun 11,07% kendati penjualan meningkat


Jumat, 30 Oktober 2020 / 05:22 WIB
Laba Kimia Farma (KAEF) turun 11,07% kendati penjualan meningkat
ILUSTRASI. Hingga kuartal III 2020, penjualan Kimia Farma (KAEF) terkerek 2,47% namun labanya justru turun.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi plat merah, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), mencatatkan kenaikan penjualan sejak Januari hingga September 2020. Emiten dengan kode KAEF itu membukukan pertumbuhan penjualan hingga 2,47% year on year (yoy).

Mengutip laporan keuangannya, KAEF mengantongi penjualan Rp 7,05 triliun hingga kuartal III 2020. Jumlah tersebut naik dari periode yang sama tahun 2019 yang tercatat Rp 6,88 triliun.

Kenaikan itu terdorong penjualan lokal dan penjualan luar negerinya yang  terkerek. Tercatat, penjualan lokal KAEF meningkat hingga 1,93% yoy menjadi Rp 6,87 triliun dari sebelumnya Rp 6,74 triliun.

Baca Juga: Fenomena Saham INAF; Dipompa Corona, Terbang Ratusan Persen Hingga Aksi Jual Asabri

Sementara, penjualan luar negeri KAEF juga meningkat 24,56% yoy menjadi Rp 173,62 miliar dari sebelumnya Rp 139,39 miliar.

Jika dilihat dari lini produknya, penjualan obat ethical produksi pihak ketiga masih menjadi kontributor terbesar hingga Rp 1,91 triliun. Jumlah ini juga lebih besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 1,74 triliun.

Kontribusi terbesar setelahnya disumbangkan dari penjualan obat over the counter (OTC) produksi pihak ketiga yang mencapai Rp 1,19 triliun. Jumlah penjualan ini juga meningkat dari periode yang sama tahun 2019  yang mencapai Rp 940,27 miliar.

Menyusul dua lini produk di atas, penjualan obat generik produksi entitas berkontribusi hingga Rp 1,17 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh 14,71% yoy dari sebelumnya Rp 1,02 triliun.

Akan tetapi, pertumbuhan dari sisi top line itu belum mampu menyelamatkan bottom line dari tekanan. Sepanjang sembilan bulan pertama 2020, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun 11,07% yoy menjadi Rp 37,2 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 41,83 miliar.

Baca Juga: Bio Farma siapkan fasilitas mumpuni untuk produksi vaksin virus corona (Covid-19)




TERBARU

[X]
×