Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
Selain beban-beban yang cenderung membengkak, selisih kurs mata uang asing jadi pemberat bottom line-nya. Tercatat, hingga kuartal III 2020 akun tersebut membengkak menjadi Rp 4,05 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu hanya tercatat Rp 476,84 juta.
Asal tahu saja, kenaikan selisih kurs mata uang asing itu menekan laba usaha KAEF hingga 17,57% yoy menjadi Rp 504,54 miliar dari sebelumnya Rp 429,15 miliar.
Sekadar informasi, hingga kuartal III 2020 KAEF memiliki aset hingga Rp 17,69 triliun, turun 3,6% dari akhir tahun 2019 yang mencapai Rp 18,35 triliun.
Sementara itu, total liabilitasnya menipis menjadi Rp 10,77 triliun dari sebelumnya Rp 10,94 triliun. Ekuitas KAEF juga terkikis menjadi Rp 6,92 triliun dari sebelumnya Rp 7,41 triliun.
Selanjutnya: Sentimen Obat Covid Membuat Saham Farmasi Makin Melejit, Masih Ada yang Menarik?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News