kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Japfa turun, analis ini tetap rekomendasi buy


Jumat, 27 Oktober 2017 / 20:32 WIB
Laba Japfa turun, analis ini tetap rekomendasi buy


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatat pendapatan Rp 7,6 miliar pada kuartal III-2017. Angka tersebut tumbuh 7,1% dibanding periode sama tahun lalu (year on year) serta naik 0,7% dibanding kuartal sebelumnya.

Analis Danareksa Sekuritas, Adeline Solaiman dalam riset 27 Oktober 2017 menyebutkan, pendapatan JPFA dalam sembilan bulan pertama 2017 mencapai Rp 21,7 triliun atau mewakili 75,2% dari target akhir tahunnya.

Bisnis pakan ternak maupun pertanian komersial dan produk konsumen JPFA tumbuh signifikan, masing-masing sebesar 22,7% dan 10,5% yoy. Sementara bisnis anak ayam usia sehari (DOC) juga tumbuh sebesar 14,3% yoy meski turun 1% jika dibanding kuartal sebelumnya.

Level margin kotor dan margin operasional JPFA sejalan dengan proyeksi Adeline. Margin kotor perseroan pada kuartal III-2017 turun menjadi 17,8% lantaran segmen pakan ternak yang lebih rendah dan tekanan margin kotor DOC pada kuartal III-2017.

"Hal tersebut membuat margin operasi kuartal III-2017 secara keseluruhan menjadi 8,4%, sejalan dengan harapan kami," tulis Adeline.

Selanjutnya, laba sebelum pajak hingga sembilan bulan pertama tahun ini mencapai 68,5% dari proyeksi akhir tahun Adeline.

Pada intinya, laba bersih JPFA di kuartal III-2017 jatuh 52,4% sehingga menghasilkan laba bersih Rp 850 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. "Ini setara dengan 58,1% dari target tahun penuh kami," lanjut dia.

Meski demikian, Adeline masih mempertahankan rekomendasi beli untuk saham JPFA dengan target Rp 1.650 per saham. "Kami tetap optimis terhadap prospek poultry tahun depan," ungkapnya.

Menurut Adeline, harga DOC dan ayam broiler akan lebih stabil, harga jagung lebih terkendasi, dan angka konsumsi akan semakin baik di tahun 2018.


 


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×