kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Laba Gudang Garam (GGRM) Turun Tajam di Semester I 2024, Ini Penyebabnya


Rabu, 31 Juli 2024 / 16:59 WIB
Laba Gudang Garam (GGRM) Turun Tajam di Semester I 2024, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Warga melistas di depan pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kelurahan Bolowerti, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (27/8). Kinerja PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masih mengalami penurunan pada semester I-2024 akibat lemahnya daya beli.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masih mengalami penurunan pada semester I-2024. Hal itu salah satunya didorong dari lemahnya daya beli masyarakat. 

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mencermati penurunan kinerja GGRM disebabkan oleh penjualan rokok yang mengalami penurunan. Menurutnya hal itu terjadi karena saat ini daya beli masyarakat mengalami penurunan.

"Adanya tren kenaikan cukai rokok ini juga menyebabkan penurunan penjualan rokok," jelas Nafan pada Kontan, Rabu (31/7).

Di sisi lain, Nafan melihat masyarakat telah mulai menerapkan pola hidup sehat. Dimana hal tersebut membuat masyarakat mulai mengurangi konsumsi rokok. Hal inilah yang juga menyebabkan penjualan rokok mengalami penurunan.

Baca Juga: Laba Gudang Garam (GGRM) Anjlok 71,8% pada Semester I 2024

Meski mengalami penurunan kinerja di semester I 2024, Nafan mengatakan GGRM saat ini tengah fokus melakukan diversifikasi bisnis.

Ia menyebutkan GGRM saat ini juga sedang mengembangkan bsnis infrastruktur, dimana GGRM telah membangun Bandar Udara Dhoho, Kediri, Jawa Timur dan tengah menjajaki pembangunan jalan tol.

 

"Kinerja sektor rokok ini masih mengalami tantangan ya, trennya masih mengalami perlambatan sehingga melakukan diversifikasi bisnis menjadi strategi yang tepat untuk bisa mendongkrak kinerja," ungkapnya.

Melihat hal tersebut Nafan merekomendasikan untuk wait and see terlebih dahulu pada GGRM. Hal itu karena saham GGRM masih mengalami downtrend

Berdasarkan data RTI saham GGRM hingga akhir perdagangan hari ini (31/7) melemah 2,78% atau 450 poin ke level 15.750. Sementara secera YTD saham GGRM terkoreksi 22,51%. 

Baca Juga: Emiten Rokok Catat Kinerja Beragam, Cermati Rekomendasi GGRM, WIIM dan HMSP

Melansir laporan keuangan pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis Rabu (31/7), GGRM mencatat laba yang dapat diatribusikan pada entitas induk pada emester I 2024 sebesar Rp 925,51 miliar. Angka tersebut anjlok 71,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 yaitu Rp 3,28 triliun. 

Penurunan laba bersih GGRM ini didorong dari turunnya penjualan dan pendapatan GGRM pada enam bulan pertama tahun ini sebesar 10,45% menjadi Rp 50,01 triliun. Padahal pada periode yang sama tahun lalu GGRM mencatat penjualan dan pendapatan sebesar Rp 55,85 triliun. 

Pendapatan dan penjualan GGRM ini didominasi dari pendapatan rokok sebesar Rp 49,44 triliun. Kemudian disusul dari pendapatan kertas karton sebesar Rp 472,63 miliar dan penadatan lainnya Rp 103,40 miliar. 

Begitu juga dengan beban pokok GGRM pada paruh pertama di tahun 2024 ini mengalami penurunan sebesar 6,17% menjadi Rp 44,95 triliun.

Baca Juga: Harga Saham Melorot, Analis Turunkan Rating Saham Gudang Garam (GGRM)

Sebelumnya pada periode yang sama di 2023 beban pokok GGRM tercatat sebesar Rp 47,91 triliun. Sehingga laba bruto GGRM pada semester I 2024 ini sebesar Rp 5,06 triliun atau turun 36,19% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2023. 

Selanjutnya total aset GGRM pada semester I 2024 ini sebesar Rp 87,74 triliun atau menurun 5,09% jika dibandingkan ada akhir Desember 2023. Sementara total ekuitas GGRM naik tipis 1,5% menjadi Rp 61,78 triliun dan total liabilitas turun 17,8% menjadi Rp 25,95 triliun. 

Selanjutnya: Deflasi Diperkirakan Berlanjut pada Bulan Juli 2024, Ini Penyebabnya

Menarik Dibaca: Jawa Barat Waspada Bencana, Ini Peringatan Dini Cuaca Besok (1/8) Hujan Deras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×