kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,22   7,82   0.87%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih turun pada kuartal III-2020, simak prospek bisnis dan saham emiten menara


Selasa, 10 November 2020 / 18:31 WIB
Laba bersih turun pada kuartal III-2020, simak prospek bisnis dan saham emiten menara
ILUSTRASI. Perusahaan menara dan infrastruktur telekomunikasi?PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan pendapatan mayoritas emiten menara telekomunikasi pada kuartal III-2020 lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Bahkan, laba bersih pada triwulan ketiga justru tercatat tumbuh negatif dibanding triwulan kedua yang meningkat tinggi.

Kinerja tersebut tercermin dalam laporan keuangan lima emiten menara telekomunikasi sepanjang sembilan bulan pertama 2020. 

Kontan.co.id membandingkannya dengan laporan keuangan per kuartal I-2020 dan per semester I-2020.

Sebagai contoh, pendapatan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) pada kuartal II-2020 tumbuh 2,5% quarter on quarter (qoq), dari Rp 1,82 triliun menjadi Rp 1,87 triliun. Sementara itu, pendapatan kuartal III-2020 hanya naik 0,3% qoq.

Baca Juga: Simak rekomendasi analis untuk saham emiten menara berikut ini

Kemudian, laba bersih TOWR pada kuartal II-2020 melesat 50,7% qoq, dari Rp 518,96 miliar menjadi Rp 782,23 miliar. Sebaliknya, laba bersih TOWR pada kuartal III-2020 justru merosot 22,4% qoq menjadi Rp 607,05 miliar.

Begitu juga dengan pendapatan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang tercatat naik 4,2% qoq pada kuartal II-2020, lalu tumbuh lebih rendah, yakni 3,4% qoq pada triwulan ketiga 2020. Dari segi bottom line, laba bersih TBIG naik 23,4% qoq pada kuartal II-2020 lalu terkoreksi 15,9% qoq pada kuartal III-2020.

Analis NH Korindo Sekuritas Restu Pamungkas menilai, pelemahan laba bersih TOWR disebabkan oleh adanya rugi selisih kurs sebesar Rp 57,4 miliar pada kuartal-III 2020. Padahal, pada kuartal II-2020, TOWR masih memperoleh untung selisih kurs Rp 174 miliar. Sementara itu, penurunan laba bersih TBIG diakibatkan oleh meningkatnya beban keuangan, terutama surat utang sebesar 8,6% qoq, dari Rp 469 miliar menjadi Rp 509 miliar.

Menurut Restu, kinerja emiten menara telekomunikasi pada kuartal IV-2020 masih akan sedikit melemah secara kuartalan. "Mengingat, pendapatan masih akan terbebani oleh beban pokok pendapatan, khususnya depresiasi aset menara," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (9/11). 

Meskipun begitu, secara tahunan, kinerja emiten menara telekomunikasi diprediksi bertumbuh.

Restu menilai, prospek saham menara masih sangat menarik. Pasalnya trafik data internet sudah menjadi kebutuhan primer saat ini. 

"Teknologi 5G yang digadang-gadang akan diterapkan di Indonesia nantinya bisa menguntungkan sektor menara seiring BTS menara yang nantinya akan sangat dibutuhkan oleh sektor operator telekomunikasi," ucap dia.

Restu merekomendasikan investor untuk mencermati TOWR dan TBIG karena tergolong likuid. Ia memasang rekomendasi buy TOWR dengan target harga Rp 1.310 per saham dan overweight TBIG dengan target harga Rp 1.565 per saham. 

Per perdagangan Selasa (10/11), TOWR berada di level Rp 1.005 per saham dab TBIG Rp 1.430 per saham.

Selanjutnya: Ini penyebab kinerja keuangan emiten menara di kuartal III-2020 loyo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×