Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang kerap disebut Telkom, mencatatkan kenaikan laba bersih 15,67% secara tahunan menjadi Rp 16,46 triliun per kuartal III-2019. Hal ini sejalan dengan earnings before interest tax depreciation amortization (EBITDA) Telkom yang naik 11,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 50 triliun. Padahal, pendapatan TLKM hanya tumbuh 3,46% menjadi Rp 102,63 triliun.
Direktur Keuangan Telkom Harry Mozarta Zen mengatakan, peningkatan laba ini didorong oleh upaya Telkom untuk menjaga besaran bebannya. Menurut dia, biaya operasional Telkom per kuartal III-2019 ini menurun 3,1% secara tahunan. Beberapa biaya yang mencatatkan penurunan diantaranya adalah beban karyawan dan biaya kartu SIM.
"Dengan adanya SIM card registration, orang dibatasi hanya boleh memiliki dua kartu SIM. Hal ini membuat tingkat distribusinya lebih sedikit dibanding tahun lalu. Jadi, ada penghematan biaya sekitar Rp 130 miliar," kata Harry saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (30/10).
Baca Juga: Telkom Group bukukan kenaikan pendapatan 3,46% menjadi Rp 102,63 triliun
Menurut dia, kenaikan laba Telkom juga didorong oleh bisnis digital (non-legacy) yang terus menunjukkan performa positif. Per September 2019, emiten berkode saham TLKM ini membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,46% yoy menjadi Rp 102,63 triliun.
Pendapatan Data, Internet & IT Services menjadi kontributor pendapatan terbesar, yakni 59,1%. Pendapatan segmen ini tumbuh 17,8% yoy menjadi Rp 60,6 triliun. Hal ini terutama didorong oleh perfoma bisnis mobile digital Broadband dan IndiHome yang terus meningkat.
Anak usaha Telkom, yakni Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp 68,3 triliun dengan EBITDA margin yang relatif stabil sebesar 53,8%. Dari sisi operasional, jumlah pelanggan Telkomsel meningkat dari 167,8 juta pelanggan per September 2018 menjadi 170,9 juta per September 2019. "Sebanyak 65,6% diantaranya atau sejumlah 112,1 juta merupakan pelanggan data. Hal ini membuat trafik data pun meningkat 55,2% menjadi 4.673 petabyte," kata Harry.
Demi mempertahankan posisi Telkomsel dalam penyediaan jaringan hingga di luar Jawa dan untuk mendukung pengembangan bisnis digital, sepanjang 2019 ini Telkomsel telah membangun 20.829 BTS baru yang seluruhnya berbasis 4G. Dengan begitu, Telkomsel hingga saat ini memiliki 209.910 unit BTS yang mana 76% diantaranya adalah BTS 3G/4G. Jumlah ini tumbuh 14,5% dibanding kuartal III-2018.
Baca Juga: Penjualan hanya naik 6%, Indofood Sukses Makmur (INDF) mencatat kenaikan laba 25%
Tak mau kalah, layanan IndiHome juga mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 52,1% yoy menjadi Rp 13,7 triliun. Selama sembilan bulan pertama 2019 ini, jumlah pelanggan baru IndiHome bertambah 1,4 juta. Dengan begitu, total pelanggan IndiHome hingga akhir September 2019 adalah 6,5 juta atau tumbuh 38,3% yoy.
Menurut Harry, pencapaian ini menunjukkan kinerja IndiHome yang semakin kuat, baik secara finansial maupun operasional berkat peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan, konten yang bervariasi, serta program pemasaran yang menarik.
Dia optimistis pendapatan TLKM hingga akhir tahun ini akan sesuai dengan proyeksi awal, yakni tumbuh mid to high single digit dibanding 2018. "Kami cukup yakin masih di range itu walaupun lebih ke mid-nya. Pasalnya, penurunan pada bisnis legacy, yakni telepon dan SMS sulit kami prediksi," ungkap dia.
Baca Juga: Harapan perusahaan operator telekomunikasi terhadap menkominfo baru
Oleh karena itu, pada sisa tahun ini, TLKM akan terus mengejar target-target pertumbuhan pada masing-masing segmen bisnisnya. Untuk segmen enterprise yang berhubungan dengan klien korporat, TLKM akan mengejar proyek-proyeknya bisa selesai sebelum 31 Desember 2019 sehingga dapat membukukan pendapatan di tahun ini.
Sementara itu, untuk segmen seluler, TLKM akan memanfaatkan momen Natal dan tahun baru untuk memperoleh kenaikan pendapatan seiring dengan meningkatnya trafik data, telepon, dan SMS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News