kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.649   -57,00   -0,34%
  • IDX 8.061   -62,18   -0,77%
  • KOMPAS100 1.116   -6,99   -0,62%
  • LQ45 794   -8,46   -1,05%
  • ISSI 281   -0,59   -0,21%
  • IDX30 416   -5,26   -1,25%
  • IDXHIDIV20 474   -4,96   -1,04%
  • IDX80 123   -1,09   -0,88%
  • IDXV30 132   -1,66   -1,24%
  • IDXQ30 131   -1,19   -0,90%

Laba Bersih Solusi Bangun (SMCB) Naik 63% di Semester I-2025, Simak Prospeknya


Selasa, 30 September 2025 / 16:28 WIB
 Laba Bersih Solusi Bangun (SMCB) Naik 63% di Semester I-2025, Simak Prospeknya
ILUSTRASI. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) turut terdampak oleh tekanan yang terjadi di pasar semen nasional.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) turut terdampak oleh tekanan yang terjadi di pasar semen nasional. Hal ini tercermin dari capaian kinerja keuangan anak usaha PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tersebut.

Merujuk laporan keuangan perusahaan, SMCB mengalami penurunan pendapatan sebesar 8,30% year on year (YoY) menjadi Rp 4,97 triliun pada semester I-2025. Di sisi lain, laba bersih periode berjalan SMCB melesat 63% yoy menjadi Rp 266,53 miliar pada akhir paruh pertama tahun ini.

Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia Ainul Yaqin menyebut, hasil kinerja SMCB didukung oleh strategi transformasi perusahaan yang berfokus pada solusi bangunan berkelanjutan serta program efisiensi untuk mencapai keunggulan operasional. "Kinerja ini pun tak lepas dari kepercayaan pelanggan terhadap produk dan layanan bernilai tambah di tengah tekanan pasar,” ujar Ainul Yaqin dalam siaran pers yang diterima Kontan, Selasa (30/9/2025).

Baca Juga: Laba Bersih Melonjak 63% di Semester I-2025, Begini Penjelasan Solusi Bangun (SMCB)

Selain memproduksi dan memasarkan semen dengan merek Dynamix dan Semen Andalas, SMCB juga mendorong penggunaan produk turunan semen yaitu beton inovatif bernilai tambah sebagai solusi konstruksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. 

Tak hanya itu, SMCB juga berupaya memperluas jangkauan pasar ekspor melalui proyek pengembangan dermaga dan fasilitas produksi di Tuban, Jawa Timur, untuk memenuhi permintaan ekspor hingga satu juta ton per tahun ke pasar Amerika Serikat (AS).

Secara terpisah, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, strategi efisiensi bisnis yang dijalani SMCB terbukti jitu. Setidaknya, kinerja bottom line emiten tersebut bisa tetap tumbuh positif kendati pasar semen dalam negeri diliputi oleh ketidakpastian akibat perlambatan permintaan, tersendatnya progres sejumlah proyek infrastruktur, hingga gangguan cuaca.

Baca Juga: Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Cetak Pendapatan Rp 4,97 Triliun di Semester I-2025

"Efisiensi bisnis harus dilakukan mengingat pasar semen masih oversupply beberapa waktu mendatang," kata dia, Selasa (30/9/2025).

Nafan turut mengapresiasi langkah SMCB yang terus mempercepat penyelesaian proyek pengembangan dermaga dan fasilitas produksi di Tuban yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Strategi penjualan ekspor dapat menjadi alternatif yang menjanjikan bagi SMCB di saat pasar semen dalam negeri masih rawan kontraksi.

"Tapi, tantangannya adalah SMCB akan menghadapi persaingan ketat dengan produsen dari negara lain yang juga melakukan ekspor," imbuh dia.

Lantaran saham SMCB masih berstatus suspensi dan tidak likuid, Nafan tidak menyematkan rekomendasi untuk saham emiten tersebut. Saat ini, harga saham SMCB berada di level Rp 775 per saham.

Selanjutnya: Prudential Tunggu Aturan Teknis OJK Terkait Risk Sharing Asuransi Kesehatan

Menarik Dibaca: Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Minum Susu Kedelai secara Rutin?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×