Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) memperkirakan adanya potensi penurunan laba bersih perusahaan tahun ini.
Dalam acara paparan publik yang digelar Kamis (16/9), Direktur PT Radiant Utama Interinsco Tbk Muhammad Hamid mengungkapkan bahwa kinerja laba bersih perusahaan berpotensi menyusut sekitar 20% dibanding realisasi laba bersih tahun lalu.
“Laba bersih tahun ini diperkirakan agak sedikit menurun dari tahun lalu, jadi kita perkirakan mungkin 20% di bawah tahun lalu karena kita lihat bahwa dari proyek-proyek yang ada marginnya sedikit di bawah proyek-proyek yang ada dari tahun lalu,” kata Hamid dalam acara paparan publik virtual Kamis (16/9).
Mengintip laporan keuangan tahun 2020 perusahaan, RUIS membukukan pendapatan sebesar Rp 1,61 triliun dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih Rp 27,54 miliar di tahun 2020.
Dengan demikian, berdasarkan hitungan kasar Kontan.co.id, laba bersih RUIS berpotensi turun menjadi sekitar Rp 22,03 miliar apabila proyeksi ini benar terjadi.
Baca Juga: Hingga Juli, Radiant Utama Interinsco (RUIS) sudah raih kontrak baru Rp 331 miliar
Sepanjang paruh pertama tahun ini, RUIS telah membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 11,00 miliar, turun 40,29% dibanding realisasi laba bersih semester I 2020 lalu yang mencapai Rp 18,43 miliar.
Laba bersih itu didapat dari pendapatan konsolidasi RUIS yang berjumlah Rp 757,60 miliar di semester I 2021, lebih rendah 7,88% dari dengan realisasi pendapatan semester I 2020 yang mencapai Rp 822,45 miliar.
Diakui Hamid, performa kinerja perusahaan memang agak menurun pada paruh pertama tahun ini. Menurut Hamid, hal ini didorong oleh utilisasi proyek-proyek berjalan perusahaan yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
“Banyak proyek-proyek yang tertunda,” ujar Hamid.
Di sisa tahun berjalan ini, RUIS masih akan menempuh sejumlah upaya untuk menjaga kinerja. Beberapa strategi yang disiapkan antara lain melakukan pendekatan ke klien untuk memperbesar utilisasi proyek, memperbesar porsi proyek-proyek jasa inspeksi jangka pendek, serta melakukan pengetatan biaya, efisiensi, dan menjaga perputaran modal kerja untuk menghadapi kemungkinan penurunan kinerja.
Kami harapkan dari hal-hal ini, misalpun ada penurunan, penurunannya tidak berdampak terlalu besar bagi perseroan,” kata Hamid.
Selanjutnya: Radiant Utama (RUIS) akan bagikan dividen Rp 3,85 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News