Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) mencatat kenaikan pendapatan pada kuartal I 2019 sebesar US$ 17,7 juta atau naik 9% dibandingkan periode sama 2018 yang sebesar US$ 16,2 juta. Namun laba bersih tahun berjalan PSSI anjlok 17,03% menjadi US$ 2,19 juta dibandingkan periode sama 2018 yang sebesar US$ 2,64.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, Senin (29/4), kontribusi pendapatan PSSI diperoleh dari muatan apung dan pengangkutan yang naik 2% menjadi US$ 15,75 juta. Begitupun dengan penyesuaian bungker yang naik pesat 214% menjadi US$ 520,129.
Biaya kelebihan waktu berlabuh juga naik 9% menjadi US$ 30,335. Segmen bongkar muat dan segmen lain-lain juga baru berkontribusi di kuartal I 2019 ini masing-masing sebesar US$ 60,243 dan US$ 856,431. Namun segmen sewa berjangka turun 5% menjadi US$ 494,800. Biaya penahanan juga turun 3% menjadi US$ 1,641.
Sekretaris Perusahaan PSSI Imelda Agustina Kiagoes mengatakan, kenaikan pendapatan tersebut merupakan sesuatu yang positif di tengah turunnya harga batubara bila dibandingkan tahun 2018.
"Tarif pelanggan mengalami kenaikan untuk segmen kapal tunda dan tongkang serta Floating Loading Facility (FLF) yang berkontribusi terhadap naiknya pendapatan di kuartal I/2019 sebesar 9%," ujarnya dalam siaran pers, Senin ini.
Namun marjin laba bruto mengalami penurunan sebesar 8%. "Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar, upah kru kapal serta depresiasi kapal yang sejalan dengan penambahan aset kapal sebagai bagian dari program ekspansi armada," tambah dia.
Alhasil jumlah laba bersih tahun berjalan mengalami penurunan sebesar 17% di kuartal I 2019 sebesar US$ 2,19 juta dari US$ 2,64 juta di 2018. "Dengan adanya kenaikan beban pokok pendapatan tadi," kata dia.
Imelda juga menerangkan total aset PSSI mengalami kenaikan 13% dari US$ 110,11 juta di Desember 2018 menjadi US$ 124,96 juta saat ini. Jumlah aset tidak lancar PSSI mengalami kenaikan sekitar 24% menjadi US$ 99,45 juta dari periode 31 Desember 2018 yang dikontribusikan dari pembelian 2 kapal MV kelas Supramax yang telah mulai beroperasi di kuartal I/2019.
Jumlah liabilitas juga mengalami peningkatan sekitar 33% menjadi US$ 51 juta dibandingkan Desember 2018 yang sebesar US$ 38,38 juta. "Hal ini disebabkan karena adanya penarikan pinjaman jangka pendek sebesar US$ 5 juta dari Citibank Indonesia dan utang lain-lain sebesar US$ 8,75 juta yang sebagian digunakan untuk pembelian 1 unit kapal MV kelas Supramax," terang dia.
Namun ia bilang, struktur modal PSSI tetap terjaga dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari Rasio Gearing yang meningkat sebesar 2% menjadi 27% di kuartal I/2019 dari 29% di kuartal I/2018.
"Rasio hutang terhadap aset dan rasio hutang terhadap ekuitas juga lebih baik sebesar 0,23 dan 0,38 di kuartal I/2019 yang lebih rendah dari masing-masing 0,29 dan 0,48 di kuartal I/2018," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News