Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk menguat cukup signifikan hari ini. Emiten dengan kode saham PGAS ini menguat 7,56% ke level Rp 1.280 pada perdagangan hari ini (1/10). Ngegas-nya saham PGAS terjadi di saat emiten pelat merah ini mengumumkan kinerja yang ciamik sepanjang semester I-2021.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dirilis pada Kamis (30/9) malam, PGAS berhasil mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 196,50 juta. Angka ini meroket 2.823% dibanding realisasi semester I-2020 yang sebesar US$ 6,72 juta.
Namun, melesatnya bottomline PGAS terjadi ketika perusahaan penyedia gas ini mencatatkan penurunan pada sisi pendapatan. Tercatat, pendapatan PGAS turun tipis 0,31% secara tahunan menjadi US$ 1,46 miliar.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto membenarkan, naiknya harga saham PGAS hari ini tersulut sentimen kenaikan laba bersih PGAS. Namun, secara teknikal pun memang saham ini sudah menguat terlebih dahulu setelah PGAS meninggalkan demand zone di area Rp 960 – Rp 1.080.
Baca Juga: Kinerja diprediksi membaik, simak rekomendasi saham Matahari Department Store (LPPF)
“Rekomendasi buy and hold selama harga masih mampu bertahan di atas Rp 1.080, target harga Rp 1.300 - Rp 1.415 per saham,” terang William kepada Kontan.co.id, Jumat (1/10).
Dalam risetnya yang ditulis Rabu (28/9), Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Oktavianus Harahap merekomendasikan trading buy saham PGAS dengan target harga Rp1.350. Rekomendasi ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan dari kenaikan harga minyak dunia, pendapatan tambahan dari proyek Blok Rokan yang akan mulai berproduksi pada semester II-2021, potensi pendapatan dari pembalikan provisi.
Namun,risiko rekomendasi ini adalah melemahnya harga minyak mentah dan perubahan regulasi.
Untuk tahun ini, Juan memproyeksikan PGAS mampu membukukan pendapatan senilai US$ 3,04 miliar dan akan naik menjadi US$ 3,19 miliar pada tahun 2022.
Selanjutnya: Terlecut harga batubara, analis rekomendasikan beli saham PTBA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News