Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Entitas usaha milik Philip Morris, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sepanjang 2023 di tengah kenaikan tarif cukai.
HMSP mencetak laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 8,09 triliun. Ini naik 28,03% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 6,32 triliun.
Ini sejalan dengan pertumbuhan penjualan bersih HMSP sebesar 4,29% secara tahunan menjadi Rp 115,98 triliun pada 2023. Di tahun sebelumnya, HMSP hanya mampu mengantongi penjualan bersih Rp 111,21 triliun.
Pendapatan dari pihak berelasi berkontribusi Rp 1 triliun atau melesat 108,84% YoY. Penjualan ekspor mencapai Rp 706,08 miliar dan penjualan lainnya Rp 297,84 miliar
Berikutnya, pendapatan dari pihak ketiga menyumbang Rp 114,97 triliun. Rinciannya, penjualan sigaret kretek mesin mencapai Rp 68,92 triliun dan sigaret kretek tangan Rp 35,94 triliun.
Masih dari penjualan pihak ketiga di lokal, penjualan sigaret putih mesin mencapai Rp 8,06 triliun, sigaret putih tangan mencapai Rp 999,60 miliar dan penjualan lainnya Rp 1,04 triliun.
Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) Raup Laba Rp 8,09 Triliun di 2023, Naik 28,03%
CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo mencermati pencapaian HMSP disebabkan oleh strategi perusahaan dalam menyesuaikan kebijakan atau era kenaikan cukai yang sudah berlangsung sejak 2020.
"Untuk saat ini, HSMP sudah mampu menjaga margin laba lewat efisiensi beban operasional. Meskipun laju pertumbuhan pendapatan relatif melambat," kata dia kepada Kontan, Minggu (17/3).
Praska menilai untuk jangka pendek rilis kinerja HMSP yang menunjukkan hasil positif bagai menjadi sentimen positif. Namun kenaikan cukai masih menjadi sentimen pemberat HSMP.
Baca Juga: Laba Bersih HM Sampoerna (HMSP) Melonjak 28,03% Jadi Rp 8,09 Triliun
Nafan Aji Gusta, Senior Information Mirae Asset Sekuritas menimpali HSMP juga harus bisa melakukan diversifikasi dengan memperkuat penjualan rokok elektriknya dengan merek IQOS sehingga bisa menjadi sumber pendapatan tambahan.
"Secara teknikal sebaiknya wait and see atau hold terlebih dahulu. HSMP dalam tren bearish consolidation dan berpotensi menuju fase downtrend," jelas Nafan.
Untuk jangka pendek Nafan merekomendasikan hold HMSP dengan target harga di Rp 880. Sementara, Praska menyarankan buy on weakness HMSP dengan support di Rp 834 dan target di Rp 925.
Hingga akhir perdagangan Jumat (15/3), HMSP ditutup melemah 2,34% atau turun 20 poin ke level Rp 845 per saham. Sepanjang tahun berjalan ini, HMSP sudah terkoreksi 6,70%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News