kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Laba Bersih Indofood Sukses Makmur (INDF) Merosot 14,07% di Akhir September 2022


Rabu, 30 November 2022 / 19:38 WIB
Laba Bersih Indofood Sukses Makmur (INDF) Merosot 14,07% di Akhir September 2022
ILUSTRASI. Direktur Utama Indofood Anthony Salim. Laba Bersih Indofood Sukses Makmur (INDF) Merosot 14,07% di Akhir September 2022.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan selama sembilan bulan tahun ini. Emiten milik Grup Salim ini membukukan penurunan laba bersih 14,07% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 4,64 triliun.

Padahal, penjualan INDF mencetak kenaikan menjadi Rp 80,82 triliun. Realisasi itu tumbuh 11,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 72,80 triliun.

Direktur Utama Indofood Anthony Salim mengatakan bahwa capaian kinerja sembilan bulan ini cukup positif. 

"Di tengah berbagai hambatan global, Indofood telah dapat mencatatkan kinerja yang solid selama periode sembilan bulan di tahun 2022 ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (30/11).

Baca Juga: Kecipratan Efek Pemilu, Cermati Rekomendasi Saham Sektor Konsumsi: ICBP dan MYOR

Dijelaskan, laba usaha INDF naik 16% menjadi Rp 14,18 triliun dari Rp 12,23 triliun. Kenaikan ini diikuti dengan kenaikan margin laba usaha dari sebelumnya 16,8% menjadi 17,6%.

Ia juga memaparkan, tanpa memperhitungkan non-recurring items dan selisih kurs maka laba inti INDF meningkat 16% secara tahunan menjadi Rp 6,49 triliun dari sebelumnya Rp 5,62 triliun.

Sebagai informasi, INDF mengalami kenaikan beban keuangan sebesar 167,98% menjadi Rp 5,44 triliun. 

 

Kenaikan tersebut disebabkan rugi neto atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan menjadi Rp 3,14 triliun dari sebelumnya Rp 143,76 miliar.

Baca Juga: Sentimen Eksternal Dominan, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Selasa (29/11)

"Kami tetap berkomitmen untuk fokus pada daya saing biaya serta menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas," lanjut Anthoni.

Pada penutupan perdagangan Rabu (30/11/2022), harga saham INDF ditutup menguat 1,98% ke level Rp 6.450 per saham. Saham INDF terpantau bergerak stagnan dalam sepekan terakhir dan berada pada level stabil dengan kenaikan 1,98% sejak awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×