Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan selama sembilan bulan tahun ini. Emiten milik Grup Salim ini membukukan penurunan laba bersih 14,07% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 4,64 triliun.
Padahal, penjualan INDF mencetak kenaikan menjadi Rp 80,82 triliun. Realisasi itu tumbuh 11,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 72,80 triliun.
Direktur Utama Indofood Anthony Salim mengatakan bahwa capaian kinerja sembilan bulan ini cukup positif.
"Di tengah berbagai hambatan global, Indofood telah dapat mencatatkan kinerja yang solid selama periode sembilan bulan di tahun 2022 ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (30/11).
Baca Juga: Kecipratan Efek Pemilu, Cermati Rekomendasi Saham Sektor Konsumsi: ICBP dan MYOR
Dijelaskan, laba usaha INDF naik 16% menjadi Rp 14,18 triliun dari Rp 12,23 triliun. Kenaikan ini diikuti dengan kenaikan margin laba usaha dari sebelumnya 16,8% menjadi 17,6%.
Ia juga memaparkan, tanpa memperhitungkan non-recurring items dan selisih kurs maka laba inti INDF meningkat 16% secara tahunan menjadi Rp 6,49 triliun dari sebelumnya Rp 5,62 triliun.
Sebagai informasi, INDF mengalami kenaikan beban keuangan sebesar 167,98% menjadi Rp 5,44 triliun.
Kenaikan tersebut disebabkan rugi neto atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan menjadi Rp 3,14 triliun dari sebelumnya Rp 143,76 miliar.
Baca Juga: Sentimen Eksternal Dominan, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Selasa (29/11)
"Kami tetap berkomitmen untuk fokus pada daya saing biaya serta menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas," lanjut Anthoni.
Pada penutupan perdagangan Rabu (30/11/2022), harga saham INDF ditutup menguat 1,98% ke level Rp 6.450 per saham. Saham INDF terpantau bergerak stagnan dalam sepekan terakhir dan berada pada level stabil dengan kenaikan 1,98% sejak awal tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News