kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba bersih Delta Dunia pada 2017 tumbuh 26,04%


Selasa, 27 Maret 2018 / 07:43 WIB
Laba bersih Delta Dunia pada 2017 tumbuh 26,04%
ILUSTRASI.


Reporter: Dian Sari Pertiwi, Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mendapat berkah dari kenaikan harga batubara. Laba bersih DOID hingga akhir 2017 lalu terdongkrak 26,04% dibanding tahun sebelumnya menjadi US$ 46,74 juta.

Produsen batubara ini juga mencetak kenaikan pendapatan 25% menjadi US$ 764,61 juta. Pendapatan DOID terutama berasal dari kontrak penambangan PT Berau Coal sebesar US$ 434 juta. Pelanggan besar lainnya yang memberi pendapatan besar bagi DOID yakni PT Sungai Danau Jaya, PT Kideco Jaya Agung dan PT Adaro Indonesia.

Sandro Sirait, Analis Trimegah Sekuritas, mengatakan, ada dua katalis positif yang menopang kinerja DOID, yakni kenaikan harga batubara dunia dan pertumbuhan jumlah kontrak serta kenaikan tarif menggali lahan konsesi. "Tarif menggali lahan konsesi juga naik karena jumlah tanah yang diangkat lebih banyak," ujar Sandro, Senin (26/3).

Eddy Porwanto, Direktur Keuangan DOID, berharap, kinerja DOID tahun ini bisa tetap tumbuh. Ia menargetkan volume overburden removal sepanjang tahun ini bisa mencapai 375 juta hingga 425 juta bank cubic meter (bcm). Angka ini lebih tinggi dibandingkan volume tahun lalu yang sebesar 340 juta bcm.

Kenaikan kontrak baru tahun ini juga cukup signifikan. "Pada awal tahun ini, kontrak kami sudah mencapai US$ 5 miliar dan diharapkan sampai akhir tahun ini naik US$ 2 miliar menjadi US$ 7 miliar," kata Eddy.

Menurut dia, peluang tambahan kontrak jasa tambang bakal makin besar pada tahun ini karena harga batubara masih dalam tren bullish. Dus, para pengusaha batubara bakal memanfaatkan momentum ini untuk ekspansi.

Namun, Sandro mengingatkan soal potensi kenaikan ongkos produksi akibat naiknya harga minyak dunia. "Meski ditanggung oleh penambang batubara, tapi kenaikan ongkos produksi akan mempengaruhi harga sparepart yang berhubungan dengan pertambangan," ujar dia.

Pada akhir perdagangan kemarin, harga saham DOID bertengger di level Rp 975. Sandro memberi target harga Rp 1.500 untuk saham DOID sampai akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×