Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten properti tertekan pada tahun ini. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) pun merasakan kondisi tersebut. BSDE meraup pendapatan sebesar Rp 4,28 triliun pada periode Januari-September 2020.
Pendapatan BSDE di kuartal ketiga ini turun 18,16% dari realisasi kuartal ketiga tahun lalu yang tercatat Rp 5,23 triliun. Bahkan, laba bersih emiten properti Grup Sinarmas ini merosot 79,67% menjadi Rp 469,56 miliar. Padahal, periode Januari-September tahun lalu laba bersih masih mencapai Rp 2,31 triliun.
“Pandemi Covid-19 membuat perekonomian global melambat, termasuk industri properti Indonesia. Sehingga berdampak pada kinerja perusahaan-perusahaan properti," kata Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya, Kamis (12/11).
Anjloknya laba bersih BSDE ini disebabkan adanya beban bunga diskonto penjualan sebesar Rp 360,62 miliar yang tahun lalu tidak ada. Beban bunga dan keuangan lain yang melonjak 26,29% menjadi Rp 972,56 miliar.
Baca Juga: Efisiensi dan investasi jadi upaya Bumi Serpong Damai (BSDE) menjaga kinerja
Selain itu, BSD mencatat adanya dampak atas perubahan dasar pengukuran investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp 864,86 miliar pada tahun lalu. Pos tersebut kosong pada tahun ini.
Pada kuartal III-2019 lalu, BSDE mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp 846,86 miliar atas penempatan investasi pada DIRE Simas Plaza Indonesia (entitas asosiasi) pada akun penghasilan lain-lain. Inilah yang menyebabkan lonjakan laba BSDE tahun lalu.
“Hasil dari strategi investasi perusahaan, selain bisa dilihat pada pertumbuhan pendapatan bunga dan investasi, juga dapat dilihat pada pendapatan dividen yang tumbuh 2.114% dari Rp 4,67 miliar pada kuartal III-2019 menjadi Rp 103,38 miliar pada kuartal III-2020," jelas Hermawan.
Baca Juga: Utang obligasi menambah liabilitas Bumi Serpong Damai (BSDE) hingga September 2020
Tiga besar kontributor pendapatan usaha BSDE antara lain penjualan tanah & bangunan serta tanah & bangunan strata title, kedua segmen tersebut berkontribusi Rp 3,44 triliun atau setara 80,49% terhadap total pendapatan. Kedua, segmen pendapatan sewa sebesar Rp 583,56 miliar atau setara 13,64% dan terakhir segmen pengelolaan gedung sebesar Rp 208,82 miliar atau setara 4,88%.
BSDE memiliki tanah yang belum dikembangkan (landbank) sebesar 3.817 ha. Lahan tersebut tersebar di berbagai proyek di kota-kota besar Indonesia.
BSD City sebagai kota mandiri terbesar di Indonesia tercatat memiliki cadangan tanah terbesar yakni 2.121 ha. “Kesediaan cadangan lahan yang luas dan posisi kas dan setara kas yang mencapai Rp 10,88 triliun menjadi modal utama bagi BSD untuk mendukung keberlanjutan proyek-proyek yang telah berjalan,” tutup Hermawan.
Baca Juga: Aset Bumi Serpong Damai (BSDE) naik 11,85% di kuartal III-2020 jadi Rp 60,89 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News