kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Bersih BRI (BBRI) Naik Didorong Kredit Mikro, Simak Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 16 November 2023 / 05:55 WIB
Laba Bersih BRI (BBRI) Naik Didorong Kredit Mikro, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. BRI membukukan peningkatan laba bersih 12,4% year on year (yoy) menjadi Rp 44 triliun pada sembilan bulan pertama 2023.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membukukan peningkatan laba bersih sebesar 12,4% year on year (yoy) menjadi Rp 44 triliun pada sembilan bulan pertama 2023. Kenaikan laba bersih ini didorong net interest income (NII) alias pendapatan bunga bersih sebesar 4,9% yoy menjadi Rp 101,19 triliun. 

Analis NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi mencatat, jumlah kredit yang disalurkan oleh BBRI secara konsolidasi mencapai Rp 1.250,7 triliun pada sembilan bulan pertama 2023. Jumlah tersebut meningkat 12,5% yoy dari total kredit periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp 1.111,5 triliun.

"Realisasi penyaluran kredit tersebut masih sesuai dengan guidance manajemen BBRI yang menargetkan pertumbuhan kredit di 2023 sebesar 10%-12%," kata Leonardo saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (15/11). 

Baca Juga: Kemampuan Bank Mencetak Laba Kian Tinggi, Ini Jawaranya

Kredit BBRI masih bertumbuh di semua segmen dengan segmen mikro sebagai penyumbang utama porsi terbesar penyaluran kredit, yakni sebesar 47,23%. Total kredit di segmen mikro tumbuh hingga 11,6% yoy menjadi Rp 61,5 triliun pada Januari-September 2023.

Porsi terbesar kredit mikro BBRI diisi oleh Kupedes (Kredit Umum Pedesaan) dan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Kontribusi dari kredit Kupedes terhadap total kredit mikro keseluruhan adalah 42% di periode sembilan bulan pertama 2023, dari 29,6% pada periode sama tahun 2022.

Sementara porsi KUR relatif datar cenderung turun di periode ini, yakni 44,38% di sembilan bulan pertama 2023, dari 54,2% pada periode sama 2022. Penyaluran Kupedes bertumbuh 57,5% yoy pada Januari-September 2023, sedangkan KUR turun 9,1% yoy.

Dalam riset tanggal 26 Oktober 2023, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo dan Abyan H. Yuntoharjo menyampaikan, karena ada perubahan substansial pada program KUR, BBRI pun melakukan pergeseran fokusnya untuk mengembangkan pinjaman Kupedes. 

Selain segmen mikro, BBRI juga mencatatkan kenaikan kredit pada segmen lainnya. Kredit segmen korporasi meningkat 20,6% yoy menjadi Rp 36,2 triliun dan kredit segmen konsumer naik 14% yoy menjadi Rp 22,7 triliun pada sembilan bulan pertama 2023. 

"Pertumbuhan kredit korporasi secara mengejutkan melonjak berkat tingginya permintaan pinjaman dari BUMN, seperti Pertamina dan Bulog," ucap kedua analis Mirae Asset Sekuritas tersebut. 

Lebih lanjut, net interest margin (NIM) secara konsolidasi terkerek lebih tinggi menjadi 8,05% yang didukung oleh margin yang lumayan besar dari PNM dan Pegadaian. BBRI menjaga NIM secara konsolidasi berada di 7,7%-7,9% di akhir tahun 2023.

Lebih lanjut, Mirae Asset Sekuritas menilai, sinergi yang tercipta dari holding ultra-mikro mulai membuahkan hasil. Non-interest income (Non-II) alias pendapatan non bunga tumbuh cukup kuat sebesar 12,7% yoy, terutama didorong oleh biaya dan komisi yang meningkat 12,2% yoy serta pemulihan yang melesat 25,5% yoy.  

Pada saat yang sama, opex hanya tumbuh moderat 6% yoy di tengah efisiensi yang lebih baik setelah konsolidasi ultra-mikro. Cost to income ratio (CIR) atau rasio biaya terhadap pendapatan secara konsolidasi naik menjadi 41,28% pada sembilan bulan pertama 2023, dari 42,55% pada periode sama 2022 yang menyiratkan peningkatan produktivitas.  

Kedua analis ini menilai, sinergi dari perusahaan ultra-mikro terbukti penting dalam menciptakan sumber pertumbuhan baru dalam aset, pendapatan, dan profitabilitas. "Kami yakin masih ada ruang untuk perbaikan lebih lanjut, mengingat kompleksitas dalam bisnis ultra mikro itu.

mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menyederhanakan proses bisnis di tiga entitas berbeda," tutur analis Mirae Asset Sekuritas tersebut. 

Di sisi lain, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia baru-baru ini mungkin mempunyai sedikit dampak negatif terhadap BBRI, mengingat besarnya TD dan CA dalam komposisi simpanan jika bank memilih untuk menyesuaikan suku bunga simpanan. Sementara itu, sebagian besar portofolio kredit mikro yang ada tidak akan mengalami penyesuaian harga sehingga berpotensi menekan margin. 

Baca Juga: Menyerok Emiten dengan Tingkat Profitabilitas Tinggi

Di sisi lain, non-performing loan (NPL) bruto naik tipis menjadi 3,2% per September 2023, dari 3,0% pada periode sama tahun 2022. Dampak Covid-19 yang masih ada, terutama di tingkat akar rumput membuat NPL segmen mikro dan kecil tetap tinggi masing-masing 2,41% dan 4,58%.

Segmen korporasi juga mencatatkan NPL yang sangat tinggi sebesar 4,66%. Ia meyakini sebagiannya disebabkan oleh kredit macet dari kontraktor BUMN. El-Nino juga memberikan dampak kepada penghasilan petani dan nelayan yang merupakan salah satu peminjam kredit mikro.

Meskipun begitu, Mirae Asset Sekuritas melihat, laba bersih BBRI dapat meningkat lebih lanjut pada kuartal IV-2023. Pendorong utamanya berasal dari pertumbuhan kredit yang berkelanjutan, terutama di segmen mikro dan ultra mikro. 

Periode pemilihan umum secara historis juga memberikan lebih banyak likuiditas dalam sistem perbankan, sehingga akan membantu mengatasi permasalahan likuiditas. Namun, prediksinya, cost of fund mungkin masih akan meningkat mengingat kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps baru-baru ini.  

"Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa setiap 25 bps kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia akan mengakibatkan tekanan NIM sebesar 4 bps-6 bps," kata analis Mirae Asset Sekuritas. 

Untuk periode sembilan bulan pertama 2023, angka CoF mengalami kenaikan cukup tinggi dengan peningkatan 88 bps yoy menjadi 2,84%. Walaupun CoF mengalami kenaikan di periode ini, saat ini level CoF BBRI berada 16% di bawah rata-rata 10 tahun (2013-2022) yang berada di level 3,41%. 

BBRI juga menegaskan kembali niatnya untuk mempertahankan kebijakan dividen yang besar di atas 75% pada  lima tahun ke depan. Dengan tingkat permodalan yang kuat (CAR sebesar 25,2% per September 2023) lebih dari cukup untuk mendukung pertumbuhan pinjaman yang kuat dan dividen yang besar kepada pemegang saham.  

Berdasarkan riset tanggal 26 Oktober 2023, Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dan Ryan Santoso mencatat, kredit BBRI yang direstrukturisasi akibat Covid-19 turun 15% yoy menjadi Rp 70,9 triliun per September 2023. Kedua analis ini menilai, BBRI kemungkinan akan lebih agresif dalam menghapus pinjaman yang direstrukturisasi akibat Covid-19.  

Namun, manajemen berkeyakinan bahwa hal tersebut tidak akan meningkatkan CoC karena bank sudah mengalokasikan rasio cakupan NPL coverage yang besar mencapai 228% pada September. Dengan membaiknya situasi perekonomian, BBRI meyakini rasio cakupan NPL siap kembali ke level sebelum pandemi sebesar 175%-200%.

Ketiga sekuritas ini merekomendasikan buy BBRI dengan target harga yang berbeda-beda. Mirae Asset Sekuritas menetapkan target harga Rp 6.600 per saham, NH Korindo Sekuritas Rp 6.300, dan RHB Sekuritas Rp 6.450 per saham. Pada Rabu (15/11), harga BBRI naik 3,45% ke level Rp 5.250 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×