Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mampu tumbuh saat pendapatan turun tipis hingga kuartal III-2024. BREN meraih laba bersih senilai US$ 86,05 juta hingga September 2024, naik 1,87% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (Year on Year/YoY).
Hanya sebagai gambaran, keuntungan BREN tersebut setara dengan Rp 1,35 triliun jika dikonversi memakai kurs Rp 15.700 per dolar Amerika Serikat. Sebagai perbandingan, pada periode September 2023 BREN membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 84,47 juta.
Kenaikan bottom line ini terjadi ketika pendapatan BREN menurun tipis 0,89% (YoY) dari US$ 445,27 juta menjadi US$ 441,29 juta.
Setelah dijumlah dengan berbagai beban, termasuk kerugian kurs mata uang asing US$ 2,43 juta, laba periode berjalan BREN menyusut 2,66% (YoY) dari US$ 113,74 juta menjadi US$ 110,71 juta per September 2024.
Baca Juga: Soal Rencana IPO Anak Usaha Properti, Barito Pacific (BRPT) Masih Cari Waktu
Direktur Utama Barito Renewables Energy, Hendra Soetjipto Tan mengungkapkan, segmen panas bumi (geotermal) mengalami gangguan, yang mempengaruhi total output pembangkitan.
Namun gangguan tersebut telah diselesaikan pada September 2024, yang menunjukkan komitmen BREN terhadap keunggulan operasional.
Hendra bilang, pendekatan proaktif ini meminimalkan waktu henti, sekaligus membuka peluang untuk peningkatan kinerja geotermal ke depannya. Sementara itu, segmen angin mempertahankan kinerja yang stabil dengan menghasilkan 180,2 MWh selama sembilan bulan 2024, sehingga berkontribusi pada stabilitas kinerja BREN.
Hendra menambahkan, pada periode sembilan bulan 2024, BREN membukukan EBITDA senilai US$ 377 juta. Hendra bilang, langkah operasional yang efektif dan inisiatif keuangan strategis menempatkan BREN pada posisi untuk kinerja yang lebih kuat pada kuartal mendatang.
"Kami optimistis dengan respons cepat terhadap tantangan operasional serta keberhasilan refinancing yang telah secara signifikan menurunkan biaya keuangan. Kami percaya kinerja akan semakin kuat di kuartal-kuartal mendatang, seiring dengan upaya kami dalam mengoptimalkan dan memperluas aset geotermal," terang Hendra dalam keterbukaan informasi Rabu (30/10).
Hendra menyoroti tonggak penting BREN pada kuartal ini adalah keberhasilan refinancing fasilitas Bangkok Bank Public Company Limited. Langkah ini membuat penurunan suku bunga dari 4,4% menjadi 2,5% di atas Secured Overnight Financing Rate (SOFR).
"Langkah strategis ini tidak hanya menurunkan biaya keuangan kami, tetapi juga memperkuat neraca perusahaan, memungkinkan investasi lebih lanjut dalam inisiatif pertumbuhan," imbuh Hendra.
Hendra melanjutkan, ke depannya, BREN fokus pada ekspansi geotermal melalui retrofitting, peningkatan kapasitas, dan penambahan unit baru pada aset geotermal yang ada. Langkah ini akan meningkatkan kapasitas BREN sebesar 104,6 MW dalam beberapa tahun ke depan.
Dalam jangka pendek, Salak Binary diperkirakan akan mencapai operasi komersial alias commercial operation date (COD) pada akhir tahun ini, sehingga akan meningkatkan kapasitas dan output BREN. "Perusahaan memprioritaskan keunggulan operasional, efisiensi biaya, dan pertumbuhan strategis guna mendorong penciptaan nilai jangka panjang," tandas Hendra.
Dari sisi pergerakan saham, BREN menutup perdagangan Kamis (31/10) dengan kenaikan 125 poin atau menguat 1,87% ke level Rp 6.800 per saham
Selanjutnya: Pemerintah Siapkan Opsi Lahan untuk Investor Industri Sapi Perah Vietnam
Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamidi Spesial Gajian Periode 31 Oktober-3 November 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News