kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.334   -66,00   -0,40%
  • IDX 7.178   35,68   0,50%
  • KOMPAS100 1.047   6,38   0,61%
  • LQ45 816   4,01   0,49%
  • ISSI 225   1,48   0,66%
  • IDX30 426   2,50   0,59%
  • IDXHIDIV20 506   2,74   0,54%
  • IDX80 118   0,78   0,67%
  • IDXV30 120   1,20   1,01%
  • IDXQ30 140   0,62   0,44%

Laba bersih ADRO anjlok 49% di 2010


Kamis, 31 Maret 2011 / 14:08 WIB
Laba bersih ADRO anjlok 49% di 2010
ILUSTRASI. Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU 31-164-01, Margonda, Depok, Jawa Barat, Jumat (8/5/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Hujan deras sepanjang 2010 lalu dan menguatnya nilai tukar rupiah ternyata berdampak buruk pada pendapatan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Pendapatan emiten ini malah turun 8% menjadi Rp 24,69 triliun di 2010. Padahal tahun sebelumnya berhasil mencetak pendapatan Rp 26,94 triliun.

Selama 2010, kurs rata-rata rupiah terhadap dollar AS menguat 13% dari Rp 10.398 per dollar AS menjadi Rp 9.085 per dollar AS.

Hal tersebut juga membuat laba bersih ADRO melorot 49% dari Rp 4,37 triliun di 2009, menjadi hanya Rp 2,21 triliun di tahun lalu. Penurunan ini terjadi setelah beban pokok pendapatan perusahaan tambang batubara tersebut naik 7% dari Rp 15,9 triliun menjadi Rp 16,95 triliun.

Sementara laba kotor ADRO pun anjlok hingga 30% menjadi Rp 7,73 triliun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 11,04 triliun. Laba usaha ADRO juga kembali turun hingga 32% menjadi Rp 6,77 triliun.

Selain penurunan laba bersih tersebut, tenyata total aset ADRO juga melorot tipis menjadi Rp 40,60 triliun dari sebelumnya mencapai Rp 42,36 triliun. Namun, yang menggembirakan total kewajiban ADRO berkurang dari Rp 24,85 triliun menjadi Rp 21,97 triliun di tahun lalu.

Sebenarnya jika dalam dollar AS, pendapatan ADRO tahun lalu naik tipis sebesar 5% dari US$ 2,59 miliar menjadi US$ 2,72 miliar. Pertumbuhan pendapatan bersih tahun 2010 disebabkan oleh peningkatan volume produksi sebesar 4%, dan penjualan naik 6%. Kenaikan 6% pada volume penjualan mengimbangi penurunan 3% pada harga jual rata-rata yang menjadi US$ 57,18 per ton.

Pada awalnya, Adaro memperkirakan bahwa harga jual rata-rata di 2010 hampir sama dengan 2009, karena pemulihan ekonomi global yang berlanjut sampai kuartal keempat 2009 akan terus meningkatkan harga jual rata-rata kuartal keempat 2010. Namun, harga jual rata-rata kuartal keempat 2010 sebesar US$ 58,26 tidak mengikuti tren positif harga jual rata-rata dari kuartal sebelumnya.

Dengan kondisi cuaca hujan yang membatasi pasokan batubara dari tambang, Adaro hanya mampu memenuhi beberapa kontrak yang bernilai lebih tinggi pada awal 2011. Ini berpengaruh terhadap harga jual rata-rata untuk kuartal keempat 2010. Selain itu, curah hujan yang tinggi juga meningkatkan total kandungan air batubara, sehingga perseroan harus menyesuaikan dengan memberikan diskon tambahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×