Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Prospek sektor properti diperkirakan masih akan tumbuh lebih baik tahun ini. Sektor ini tampaknya memang tak ada matinya.
Performa gemilang ini terlihat dari pertumbuhan laba bersih. Sebagian besar emiten properti masih mendulang keuntungan yang ciamik meski beberapa hanya mampu membukukan penjualan pendapatan tumbuh tipis.
Rata-rata pertumbuhan laba bersih dari 15 emiten properti yang telah merilis laporan keuangan tahun 2014 mencapai 79%. Laba bersih masih tumbuh gemilang di tengah pertumbuhan tipis pendapatan lantaran beberapa emiten mengoptimalkan hasil investasi dan berupaya menekan beban.
Performa terbaik jatuh pada PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN). Kendati penjualannya hanya naik 9,3%, namun laba bersih PLIN naik 775% menjadi Rp 354,86 miliar. Meroketnya margin pengelola Plaza Indonesia ini lantaran kerugian kurs turun dari Rp 214,14 miliar menjadi Rp 26,7 miliar serta hasil investasi naik menjadi Rp 24,3 miliar dari Rp 16,8 miliar di tahun sebelumnya. Alhasil, laba per saham (EPS) PLIN naik dari 11,42 menjadi Rp 99,96.
Selanjutnya, disusul dengan pertumbuhan margin PT Cowel development Tbk (COWL) sebesar 239% menjadi Rp 165,3 miliar seiring dengan kenaikan pendapatan sebesar 71,3%. Lalu PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatat kenaikan laba bersih 122,1% menjadi Rp 2,51 triliun ditopang oleh pertumbuhan pendapatan 28,14% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,87 triliun.
Laba bersih PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga meroket tajam hingga 108,2% menjadi Rp 2,55 triliun di tahun 2014. Ini seiring dengan pertumbuhan pendapatan perseroan mencapai 74,1% dibanding dengan tahun sebelumnya.
Sementara performa terjelek datang dari pengembang kecil seperti PT Nirvana Development Tbk (NIRO) yang tercatat Rugi sebesar Rp 108,5 miliar, padahal tahun sebelumnya masih untung Rp 6,36 miliar. Ini karena pendapatannya turun 68% dan meningkatnnya beban perseroan. selanjutanya, Laba bersih PT Sitara Propertindo Tbk (TARA) turun 51,6% dan laba PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) turun 11%.
Thendra Crisnanda, analis BNI Securities memperkirakan prospek sektor properti tahun ini masih akan lebih baik dari tahun 2014. Dia bilang, emiten properti akan mulai lebih agresif pada kuartal II lantaran adanya indikasi positif yakni penurunan suku bunga atau BI rate.
Lebih lanjut, dia memperkirakan BI rate masih berpotensi mengalami penurunan sebesar 25 basis poin pada kuartal II sehingga sentimen positif bagi sektor properti semakin besar. “Ini masih menjadi mover di saham properti,” ujar Thendra pada KONTAN, Rabu (1/3).
Kendati masih tumbuh, Thendra bilang pertumbuhan properti tahun ini tidak akan sebaik tahun 2013. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi masih tumbuh moderat sehingga rata-rata pengembang tidak akan terlalu aktif meluncurkan produk-produk baru. Menurutnya, hanya emiten yang memiliki brand kuat saja yang akan tumbuh pesat seperti SMRA, LPKR, BSDE dan CTRA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News