Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan kenaikan non performing financing (NPF) akibat pandemi Covid-19 masih akan menyelimuti kinerja PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) hingga akhir tahun. Namun, BTPS mampu menjaga stabilitas kinerja.
Berdasarkan laporan keuangan hingga semester pertama 2021, laba bersih setelah pajak BTPS tumbuh 89% secara year on year (yoy) menjadi Rp 770 miliar. Sementara, biaya dalam menyalurkan kredit atawa cost of credit menurun ke 3,5% dari 4,6% di kuartal pertama 2021 dan 6% di kuartal kedua 2020.
Sementara pre-provision operating profit (PPOP) naik 118,4% yoy ke Rp 653 miliar. Andrey Wijaya Analis RHB Sekuritas mengatakan, PPOP naik karena peningkatan pendapatan pengelolaan dana dan rendahnya cost of credit.
Baca Juga: Belanja masyarakat kelas menengah atas pulih, ini saham rekomendasi analis
Andrey mengatakan, BTPS akan fokus meningkatkan pendapatan yang berasal dari nasabah yang sudah ada. BTPS juga akan menurunkan biaya operasional dengan membatasi jumlah karyawan dan menggeser pekerjaan administratif ke platform digital. Selain itu, transaksi digital juga BTPS akan tingkatkan dengan mengenalkan platform digital pada basis pelanggannya yang mencapai 6 juta nasabah.
Erni Marsella Siahaan Analis Ciptadana Sekuirtas Asia juga melihat digitalisasi nasabah BTPS akan memberi dampak positif bagi kinerja BTPS. "BTPS terus mengoptimalkan agennya untuk menembus ke pelanggan ultramikro," kata Erni dalam riset. Agen tersebut sebagian besar memiliki literasi digital yang baik sehingga dapat membantu nasabah dalam bertransaksi perbankan.