Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Faktor eksternal masih akan menyetir pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini. Sentimen pemberat kurs rupiah terutama berasal dari aksi tunggu pasar keuangan terhadap hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah punya peluang untuk menguat tipis dan diperdagangkan pada rentang Rp 14.600 per dolar AS-Rp 14.700 per dolar AS pada perdagangan Selasa (3/11). Sedangkan Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana memperkirakan rupiah berpotensi untuk melemah terbatas pada kisaran Rp 14.550 per dolar AS-Rp 14.750 per dolar AS.
“Aset berisiko secara umum sebenarnya mendapat sentimen positif seiring membaiknya data manufaktur di China dan Jepang. Selain itu pasar juga mungkin sudah mulai mengantisipasi kemenangan Joe Biden di pemilihan presiden AS,” kata Ariston kepada Kontan.co.id, Senin (2/11).
Lebih lanjut, Ariston menyebut keadaan di pasar saat ini juga cenderung lebih mendukung kemenangan Biden ketimbang Donald Trump. Dengan sentimen tersebut, ia memproyeksikan rupiah punya kecenderungan untuk bergerak konsolidasi sembari pasar menanti hasil pemilu AS yang lebih jelas.
Baca Juga: Kadin optimistis industri manufaktur Indonesia akan lebih baik di kuartal IV 2020
Sikap pasar yang masih wait and see dinilai akan membuat rupiah sulit untuk menguat. Fikri mengungkapkan, rupiah sebenarnya diselimuti katalis positif dari dalam negeri. Hal ini didorong oleh data inflasi Indonesia pada Oktober yang mencapai 0,07% dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,95%. Ini menjadi inflasi pertama Indonesia setelah tiga bulan sebelumnya terus mengalami deflasi.
“Seharusnya katalis positif tersebut mendorong kepercayaan terhadap rupiah menjadi lebih tinggi. Namun, di satu sisi, saat ini investor masih menunggu hasil dari pemilihan presiden Amerika Serikat sampai menjadi lebih jelas,” jelas Fikri kepada Kontan.co.id.
Senin (2/11), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,10% ke Rp 14.640 per dolar AS. Sedangkan kurs referensi Jisdor melemah 0,19% ke Rp 14.718 per dolar AS.
Baca Juga: Simak proyeksi IHSG dan rekomendasi saham untuk perdagangan Selasa (2/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News