Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan nilai tukar rupiah masih berlanjut pada Kamis (28/9) Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot berakhir di posisi Rp 15.520 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,19% dari posisi Rp 15.490 pada Rabu (27/9).
Ini merupakan pelemahan rupiah dalam tiga hari beruntun dan sekaligus menyentuh rekor level terendahnya.
Asal tahu, dolar bertahan di dekat level tertinggi 10 bulan terhadap sekeranjang mata uang lainnya pada hari ini.
Baca Juga: Rupiah Makin Tertekan Pada Rabu (27/9), Sentimen Eksternal Mendominasi
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, berada di sekitar 106,58, setelah mencapai 106,84 semalam, level tertinggi sejak 30 November.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi baru 4,462% semalam, tertinggi sejak Oktober 2007.
Hal ini seiring para investor menilai data ekonomi AS yang optimis dan komentar-komentar baru dari para pejabat Federal Reserve.
Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari adalah salah satu di antara beberapa suara The Fed yang memperingatkan pasar tentang kemungkinan kenaikan lebih lanjut.
Kashkari mengatakan pada hari Rabu bahwa banyak bukti kekuatan ekonomi yang sedang berlangsung berarti bahwa lebih banya pengetatan mungkin akan terjadi.
Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan akan berbicara pada hari Kamis, memberikan petunjuk lebih lanjut kepada pasar mengenai arah kebijakan moneter AS di masa depan.
Pernyataan pejabat The Fed tersebut muncul ketika data ekonomi dari AS terus mengejutkan dengan kekuatannya, menentang ekspektasi investor untuk perlambatan.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,40% ke Rp 15.526 Per Dolar AS Pada Rabu (27/9)
"Meskipun ada kekhawatiran di awal tahun ini bahwa AS dapat jatuh ke dalam resesi, kita mungkin melihat akselerasi dalam aktivitas ekonomi, yang juga mendorong kenaikan imbal hasil AS,” kata Kyle Rodda, senior financial market analyst di Capital.com dilansir dari CNBC.
Sementara itu, untuk mata uang Asia lainnya, Baht Thailand merosot ke level terendah dalam lebih dari 10 bulan terakhir , terpukul oleh kekhawatiran yang terus-menerus atas prospek fiskal negara tersebut.
Baht turun sebanyak 0,3%, menandai level terendah sejak awal November. Beberapa mata uang lain di Asia berhasil meraih sedikit keuntungan, dengan peso Filipina, yuan China , dan rupee India masing-masing naik 0,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News