Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah mencapai level paling lemah sejak 5 Oktober 2020 atau dalam 20 bulan terakhir. Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah spot ditutup pada Rp 14.825 per dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah spot melemah 0,38% dari posisi kemarin dan anjlok 1,87% dalam sepekan.
Indeks dolar sore ini berada di 104,32, menguat 0,66% dari posisi kemarin tapi cenderung stabil dari 104,15 di akhir pekan lalu. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang dolar AS menguat akibat sikap hawkish Federal Reserve dan potensi penurunan ekonomi global.
"Tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa salah satu dari kondisi ini sedang bersiap untuk pembalikan, yang berdampak terhadap imbal hasil US Treasury 10-tahun menguat setelah penurunan tajam pada hari Kamis," ucap Ibrahim dalam riset harian, Jumat (17/6).
Yield US Treasury tenor 10 tahun sore ini berada di 3,22%, naik dari posisi kemarin 3,2%. Yield surat utang AS ini pun masih menguat dari 3,16% di pekan lalu.
Baca Juga: Tak Berdaya, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.828 Per Dolar AS Pada Jumat (17/6)
Ibrahim menyebut, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 0,75% pada hari Rabu dan memberi sinyal kenaikan suku bunga yang jauh lebih curam. Bank sentral sekarang memperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 1,5% lagi atau 150 basis points (bps) menjadi sekitar 3,4% pada akhir tahun.
Angka ini jauh lebih tinggi daripada proyeksi Fed di bulan Maret sebesar 1,9% pada akhir tahun. Tapi jika inflasi terus berada di atas 8% untuk sisa tahun ini, The Fed mungkin terpaksa menaikkan suku bunga acuan menjadi 4,5% hingga 5%.
Tak cuma The Fed, bank-bank sentral besar pun menaikkan suku bunga acuan. Bank Nasional Swiss secara tak terduga menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada hari Kamis. Bank of England menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 1,25% pada hari yang sama.
Baca Juga: IHSG Terjun 1,61% ke 6.937 pada Jumat (17/6), Saham Bank Paling Banyak Dijual Asing
Bank of Japan (BOJ) pada hari Jumat memutuskan untuk mempertahankan kebijakan yang sangat longgar meskipun inflasi meningkat sementara bank sentral global mengambil kebijakan moneter yang ketat. Tapi, Ibrahim memperkirakan Bank Indonesia kemungkinan akan menahan suku bunga di angka 3,5% pada rapat dewan gubernur Juni 2022.
Dia memproyeksikan rupiah kemungkinan akan diperdangkan berfluktuasi dan ditutup melemah di rentang Rp 14.810 per dolar AS-Rp 14.880 per dolar AS pada Senin (20/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News