kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurs Rupiah Melemah Lagi, Kenaikan Suku Bunga AS Masih Jadi Penyebab


Selasa, 27 September 2022 / 06:35 WIB
Kurs Rupiah Melemah Lagi, Kenaikan Suku Bunga AS Masih Jadi Penyebab


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lanjut melemah. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah kurs spot ditutup melemah 0,61% ke Rp 15.130 per dolar AS pada Senin (26/9). Kurs rupiah Jisdor melemah 0,56% ke Rp 15.119 per dolar AS.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pergerakan rupiah pada Senin (26/9) masih dipengaruhi keputusan dua bank sentral, yakni Federal Reserve dan Bank Indonesia (BI). Hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka The Federal Reserve (FOMC meeting) pada 20-21 September 2022 sesuai ekspektasi pasar.

The Fed memutuskan untuk melanjutkan pengetatan kebijakan moneter atau bernada hawkish dengan menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) sebesar 75 bps dari kisaran 2,25%-2,5% ke kisaran 3%-3,25%. Ini merupakan level tertingginya sejak tahun 2008 sebagai respons terhadap inflasi AS yang masih berada di level yang tinggi.

Baca Juga: Kurs Dolar AS Menguat Berkat Kenaikan Suku Bunga, IHSG Terkoreksi

Pada Agustus 2022, inflasi AS tercatat sebesar 8,3%, jauh di atas target jangka panjang The Fed yang berada di level 2%. "Perang Rusia-Ukraina, gangguan rantai pasokan global, dan kenaikan harga komoditas dunia telah mendorong inflasi melonjak di berbagai negara, termasuk di AS," kata Reny dalam riset, Senin (26/9).

Dengan kenaikan tersebut, sepanjang tahun 2022, The Fed telah menaikkan level Fed Funds Rate sebesar 300 bps. Kenaikan jumbo secara berturut-turut terjadi dalam tiga pertemuan terakhirnya, yakni masing-masing sebesar 75 bps pada Juni, Juli, dan September 2022.

Baca Juga: Dolar AS Menguat, Rupiah Tertekan

Sejalan dengan The Fed, BI juga menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 bps sebagai langkah pre-emptive terhadap ekspektasi inflasi yang lebih tinggi ke depan. "Dengan normalisasi kebijakan yang akan terus berlanjut dalam jangka menengah, market mayoritas bereaksi negatif terlihat dari koreksi di pasar saham dan pelemahan nilai tukar," ungkap Reny.

Dalam jangka pendek, Reny memperkirakan arus modal keluar (capital flight) akan berlanjut sehingga dapat menimbulkan tekanan di pasar domestik. Untuk perdagangan Selasa (27/9), kurs rupiah-dolar AS diperkirakan akan berada di kisaran Rp 15.068 per dolar AS-Rp 15.155 per dolar AS.

Baca Juga: Kurs Dolar AS Menguat, Simak Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham dari Analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×