kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurs Rupiah Jisdor Menguat 0,53% ke Rp 15.861 Per Dolar AS, Kamis (2/11)


Kamis, 02 November 2023 / 15:43 WIB
Kurs Rupiah Jisdor Menguat 0,53% ke Rp 15.861 Per Dolar AS, Kamis (2/11)
ILUSTRASI. Kamis (2/11), kurs rupiah Jisdor menguat 0,53% menjadi Rp 15.861 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 15.946 per dolar AS.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) di Amerika Serikat (AS) yang ditunggu-tunggu telah rampung semalam. Keputusan FOMC turut menyokong penguatan mata uang rupiah hari ini.

Kamis (2/11), kurs rupiah Jisdor menguat 0,53% menjadi Rp 15.861 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 15.946 per dolar AS. Ini adalah posisi kurs rupiah Jisdor paling kuat sejak 23 Oktober lalu.

Sejalan, kurs rupiah spot ditutup pada Rp 15.855 per dolar AS hari ini, menguat 0,51% dari posisi kemarin Rp 15.936 per dolar AS. Ini adalah posisi rupiah paling kuat dalam tujuh hari perdagangan terakhir.

Penguatan rupiah pun beriringan dengan pergerakan mayoritas mata uang Asia. Reli penguatan mata uang Asia telah diperkirakan sebelumnya setelah The Fed menahan suku bunga acuan pada rapat FOMC yang berakhir semalam.

Baca Juga: Rupiah Spot Terus Menguat ke Rp 15.850 Per Dolar AS Pada Tengah Hari Ini (2/11)

"Saya melihat, won Korea, peso Filipina, dan rupiah mencatat penguatan terbesar setelah komentar The Fed. Mata uang ini lebih likuid dan memiliki beta yang lebih tinggi di Asia," kata Brendan McKenna, strategist Wells Fargo di New York kepada Bloomberg.

Menurut data Bloomberg, hanya yuan China yang melemah tipis 0,04% terhadap dolar AS pada hari ini. Won memimpin penguatan harian sebesar 1,07% disusul rupiah 0,51% dan dolar Taiwan 0,49%. 

Sementara indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia melemah ke 106,42. Ini adalah posisi indeks dolar paling lemah dalam tujuh hari perdagangan terakhir.

Baca Juga: Ekonom Ini Mewanti-wanti Risiko Inflasi pada Akhir Tahun 2023

Sekadar mengingatkan, Ketua The Fed Jerome Powell semalam mengindikasikan bahwa bank sentral AS kemungkinan tidak akan mengerek suku bunga lagi setelah kenaikan paling agresif dalam empat dekade terakhir. Dalam dua pertemuan terakhir, bank sentral AS menahan suku bunga.

FOMC kemarin memutuskan suku bunga acuan AS tetap di 5,25%-5,5%. Pernyataan setelah rapat menunjukkan bahwa kenaikan yield US Treasury yang terjadi baru-baru ini mengurangi kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lanjutan. Tetapi, The Fed masih membuka peluang untuk satu kali kenaikan lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×