kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kurs rupiah berada dalam tren mendatar, simak prediksi untuk Kamis (15/10)


Kamis, 15 Oktober 2020 / 06:21 WIB
Kurs rupiah berada dalam tren mendatar, simak prediksi untuk Kamis (15/10)
ILUSTRASI. Dalam beberapa hari terakhir, rupiah cenderung bergerak dalam rentang terbatas.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi akan kembali melanjutkan tren sideway pada perdagangan hari ini, Kamis (15/10). Dalam beberapa hari terakhir, rupiah memang cenderung bergerak dalam rentang terbatas.

Pada penutupan kemarin, Rabu (14/10), misalnya, rupiah di pasar spot ditutup menguat tipis 0,05% ke level Rp 14.718 per dolar Amerika Serikat (AS). Di kurs Bank Indonesia pun mata uang Garuda ini hanya menguat 0,09% ke Rp 14.780 per dolar AS.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, pergerakan sideway rupiah disebabkan oleh beragamnya sentimen, baik dari luar dan dan dalam negeri. Dari luar misalnya, nasib stimulus fiskal AS yang masih belum jelas masih menghantui pasar. Tarik-ulur pembicaraan tersebut membuat investor memburu dolar AS sebagai safe haven di tengah ketidakpastian tersebut. 

“Selain itu, dihentikannya uji coba vaksin Johnson & Johnson semakin mendorong minat safe haven dolar, karena optimisme vaksin agak memudar. Sentimen lainnya adalah proyeksi IMF, yang di satu sisi memberi dorongan bagi aset berisiko, di sisi lain justru memberi sentimen negatif ke rupiah,” ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Rabu (14/10).

Baca Juga: Wall Street tertekan harapan stimulus yang makin pupus

Alwi mengatakan, dalam Global Economic Outlook edisi Oktober, IMF kini memperkirakan ekonomi dunia pada 2020 mengalami kontraksi 4,4% yang membaik dari semula, yakni -4,9%. Pada Juni lalu, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia terkontraksi 0,3%. Namun dalam laporan teranyar, proyeksinya memburuk menjadi kontraksi 1,5%. Pada akhirnya ini yang membuat pergerakan rupiah menjadi tersendat. 

“Sementara dari dalam negeri, rencana vaksinasi di tahun 2021 turut membawa angin segar bagi rupiah. Belum lagi aksi-aksi korporasi, seperti pembentukan holding Bank Syariah BUMN dan holding perusahaan baterai listrik. Hal ini yang membuat rupiah bertahan di tengah penguatan dolar AS,” tambah Alwi.

Dengan demikian, Alwi memperkirakan rupiah akan kembali bergerak sideways dengan kecenderungan menguat pada rentang Rp 14.690 per dolar AS-Rp 14.780 per dolar AS.

Baca Juga: Simak rekomendasi teknikal saham PTBA, BEST dan BNLI untuk Kamis (15/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×