kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kupon sukri SR-008 bisa lewati deposito


Rabu, 03 Februari 2016 / 08:39 WIB
Kupon sukri SR-008 bisa lewati deposito


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Investasi sukuk ritel seri SR-008 diprediksi bakal menarik. Setelah BI rate turun menjadi 7,25%, Januari lalu, sukuk ritel (sukri) dinilai lebih menguntungkan ketimbang deposito.

Analis Infovesta Utama Mark Prawirodidjojo memperkirakan SR-008 menawarkan kupon antara 8,5% hingga 9%. Asumsi itu beda tipis ketimbang kupon sukuk ritel seri SR-007 yang terbit pada 2015 sebesar 8,25%.

"Kupon penerbitan kali ini akan relatif sama karena penurunan BI rate," ujar dia.

Kendati demikian, kupon ini masih lebih tinggi ketimbang bunga deposito. Tingkat bunga simpanan rupiah di bank umum yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per Januari 2016 hanya 7,5%.

Sedangkan tingkat bunga penjaminan di bank perkreditan rakyat (BPR) sekitar 10%. "Sehingga akan membuat investor ritel tertarik masuk sukuk ritel," kata Mark.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Roby Rushandie menambahkan, saat ini rata-rata bunga deposito sesuai tingkat penjaminan LPS. Potongan pajak sukuk ritel hanya 15% atau lebih kecil ketimbang deposito sebesar 20%.

"Potensi kupon sukuk ritel masih lebih menarik, meski BI rate turun," ujar dia. Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus menilai, penurunan BI rate justru semakin menguntungkan, karena memicu tren penurunan yield dan kenaikan harga sukuk ritel.

Jadi, investor tak hanya mengantongi kupon, juga selisih kenaikan harga atau capital gain di pasar sekunder. Bahkan, menurut Nico, BI rate masih berpotensi turun lagi tahun ini. "Apalagi secara historis sejak SR-004, kenaikan harga terjadi sejak issued antara 1%-2%," ungkap Nico, yang memprediksi, kupon SR-008 antara 8,25% hingga 8,5%.

Asumsi itu mempertimbangkan yield obligasi pemerintah saat ini yang berjangka waktu tiga tahun sekitar 8,31%. Harga stabil Sukuk ritel tepat dipegang investor yang ingin pergerakan harga stabil.

Volatilitas harga sukuk ritel tak setinggi obligasi konvensional. "Tingkat likuiditas sukuk ritel masih kalah dibanding ORI (obligasi negara ritel) sehingga harga tidak terlalu volatil," tutur Nico.

Adapun analis Capital Asset Management Desmon Silitonga memprediksi, penawaran kupon 7,5%-8%. "Itu menarik, karena suku bunga deposito terus turun," kata dia. Dia memperkirakan, BI rate berpeluang turun lagi seiring membaiknya defisit transaksi berjalan, stabilnya rupiah, rendahnya inflasi dan kebijakan AS yang menahan Fed rate.

Diprediksi, BI rate turun bertahap 25 basis poin. Investasi sukuk ritel juga aman karena dijamin pemerintah.

"Imbalan yang ditawarkan juga menarik untuk jenis instrumen tenor pendek," ujar Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto. Pemerintah menargetkan menghimpun dana di atas Rp 20 triliun dari penjualan sukuk ritel seri SR-008.

"Kami menargetkan, nilai penerbitan SR-008 setara dengan SR-007, bisa pula ditingkatkan sepanjang demand memungkinkan," kata Suminto, Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kemarin.

Tahun lalu, pemerintah penjualan SR-007 Rp 21,96 triliun.

Desmon memprediksi, penerbitan SR-008 antara Rp 20 triliun-Rp 25 triliun. "Jika kupon ditekan, penerbitan bisa naik dari realisasi tahun sebelumnya," kata Desmon.

Suminto merinci, penawaran SR-008 mulai 19 Februari -4 Maret 2016. Instrumen ini menawarkan kupon tetap dan dibayar tanggal 10 setiap bulan. "Kupon diumumkan pada masa penawaran," kata Suminto.

Pemerintah juga memberlakukan holding period satu bulan untuk SR-008. Adapun nominal per unit ditetapkan Rp 1 juta dengan harga per unit di par. Investor bisa mengeluarkan dana Rp 5 juta untuk minimal pemesanan dan maksimum pemesanan Rp 5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×