kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,96   6,63   0.73%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal III 2018, Vale Indonesia (INCO) catat penjualan US$ 205 juta


Kamis, 25 Oktober 2018 / 09:29 WIB
Kuartal III 2018, Vale Indonesia (INCO) catat penjualan US$ 205 juta
ILUSTRASI. Pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO)


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat produksi nikel dalam matte sebesar 18.193 metrik ton (mt) dan penjualan sebesar US$ 205 juta di kuartal III 2018. 

Nico Kanter, CEO dan Presiden Direktur INCO mengatakan, berdasarkan laporan penjualan kuartal III 2018 yang belum diaudit, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, produksi nikel dalam matte dan pengiriman nikel matte masing-masing sekitar 4% dan 1% lebih rendah. Namun, pendapatan bisa lebih tinggi, karena harga realisasi rata-rata lebih tinggi di kuartal III 2018. 

"Kami akan tetap fokus dalam mengoptimalisasikan kapasitas produksi kami, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (24/10).

Dari sisi operasi, produksi di kuartal ketiga tahun 2018 berada di bawah rencana karena ada aktivitas pemeliharaan yang tidak direncanakan untuk mengatasi masalah operasional

INCO memajukan jadwal pemeliharaan yang sebelumnya direncanakan di kuartal IV 2018 menjadi di kuartal III 2018 dan tidak berharap akan adanya tambahan aktivitas pemeliharaan yang besar hingga akhir tahun. 

Sementara itu, beban pokok pendapatan INCO turun US$ 4,8 juta meskipun harga bahan bakar dan batubara meningkat signifikan. Harga Minyak Bakar Bersulfur Tinggi (HSFO) meningkat sebesar 13%, Minyak Diesel (HSD) 5% sedangkan batubara naik 7% per unit basis di kuartal III 2018 dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Bahan bakar merupakan salah satu biaya terbesar INCO. Jika dibandingkan dengan kuartal II 2018, konsumsi HSFO dan diesel di kuartal ketiga lalu meningkat sebesar masing-masing 9% dan 6%, sedangkan konsumsi batubara menurun sebesar 3%.

Peningkatan dalam konsumsi HSFO dan diesel dan penurunan dalam penggunaan batubara didorong oleh lebih rendahnya tingkat konversi karena pemeliharaan yang tidak direncanakan di coal mill.

Sementara itu, EBITDA INCO mencapai US$ 69,5 juta, naik dari kuartal II 2018 yang sebesar US$ 66,1 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh lebih tingginya rata-rata harga realisasi.

Kas dan setara kas INCO juga naik sebesar US$ 266,3 juta pada 30 September 2018, dari US$ 185,9 juta pada 30 Juni 2018. Sejauh ini, INCO telah mengeluarkan sekitar US$ 27,7 juta belanja modal di kuartal III 2018, naik dari US$ 13,3 juta kuartal sebelumnya. 

Lalu karena ada aktivitas pemeliharaan yang tidak terencana ini, INCO merevisi target produksi tahun 2018 menjadi 75.000 ton di 2018, turun dari perkiraan 77.000 ton di kuartal kedua tahun ini. 

Di saat yang bersamaan, INCO masih akan tetap fokus pada berbagai inisiatif penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing dalam jangka panjang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×