Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di sepanjang kuartal pertama tahun ini tidak begitu menggembirakan. Pasalnya, pendapatan bersih Adaro secara year on year turun 19% menjadi US$ 740,6 juta. Sebagai perbandingan, pada kuartal I tahun lalu, pendapatan usaha bersih Adaro mencapai US$ 915,9 juta.
Penurunan juga terjadi pada pos laba bersih perusahaan batubara ini. Adaro mencatat penurunan laba bersih mencapai 66% menjadi US$ 41,6 juta dari sebelumnya US$ 121,8 juta pada peride yang sama.
Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengungkapkan, salah satu faktor yang menyebabkan kinerja Adaro melempem adalah penurunan harga batubara yang turut berdampak pada harga jual rata-rata produk batubara Adaro.
Meski demikian, Garibaldi masih optimistis dengan kondisi pasar batubara ke depannya. "Pertambangan merupakan bisnis jangka panjang dan model bisnis kami yang berbiaya rendah akan memungkinkan perseroan untuk menghadapi masa yang kurang baik dan bertahan di jalur yang tepat untuk menciptakan nilai jangka panjang dari batubara Indonesia,” paparnya.
Sekadar tambahan informasi, Adaro mencatat pertumbuhan produksi sebesar 4% (yoy) menjadi 11,42 juta ton dan volume penjualan relatif stabil yoy dan mencapai 11,23 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News