Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara portofolio Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melaporkan memiliki 41.010 penyewaan dan 21.991 sites telekomunikasi per 31 Maret 2023.
Chief Executive Officer Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong menjabarkan sites telekomunikasi milik TBIG terdiri dari 21.880 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS.
Adapun dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 40.899, maka rasio kolokasi alias tenancy ratio Tower Bersama Infrastructure menjadi 1,87 kali.
Baca Juga: Pendapatan Menyusut, Laba Bersih Tower Bersama (TBIG) Merosot 20% pada Kuartal I-2023
"Untuk pertumbuhan organik, dengan penambahan 597 penyewaan kotor yang terdiri dari 165 sites telekomunikasi dan 432 kolokasi," jelas Hardi dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Selasa (2/5).
Hardi menjelaskan penyewaan bersih dari Grup TBIG lebih rendah pada kuartal I-2023 karena beberapa penyewaan yang habis masa sewanya tidak diperpanjang oleh Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
"Karena mereka mengkonfigurasi ulang jaringan mereka setelah merger antara Indosat dan Hutchison 3 Indonesia,” ucap dia.
Menilik laporan keuangan per 31 Maret 2023, pendapatan TBIG mencapai Rp 1,61 triliun. Raihan tersebut turun 1,44% secara tahunan dari Rp 1,64 triliun.
Top line TBIG mengalami tekanan akibat adanya penurunan pada segmen menara telekomunikasi sebesar 3,71% secara tahunan dari Rp 1,63 triliun menjadi Rp 1,57 triliun per 31 Maret 2023.
Baca Juga: Tower Bersama (TBIG) Mengatur Utang Agar Beban Berkurang
Jika dirinci pendapatan sewa menara telekomunikasi dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) berkontribusi sebesar Rp 564,5 miliar, PT Indosat Tbk (ISAT) mencapai Rp 488,30 miliar.
Pendapatan sewa menara dari PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencapai Rp 279,9 miliar, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) senilai Rp 141,51 miliar. PT Smart Telecom sejumlah Rp 92,27 miliar dan lainnya sebanyak Rp 3,96 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News