kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal I 2020, penjualan Pyramid Farma (PYFA) naik 23%


Rabu, 06 Mei 2020 / 17:12 WIB
Kuartal I 2020, penjualan Pyramid Farma (PYFA) naik 23%


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) belum mempengaruhi kinerja PT Pyramid Farma Tbk sepanjang triwulan I-2020. Perusahaan dengan kode emiten PYFA itu masih mencatatkan pertumbuhan hingga dua digit dari sisi pendapatan bersih maupun labanya hingg

PYFA mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih hingga Rp 79,04 miliar di kuarta I 2020, tumbuh 23,85% dari periode sama tahun lalu Rp 63,82 miliar.

Penjualan lokal masih menopang pendapatan PYFA hingga 99,79% dari total penjualan kotor yang sebesar Rp 93,34 miliar. Penjualan lokal ini bertumbuh dari periode sama tahun lalu yang tercatat Rp 80,27 miliar menjadi Rp 93,14 miliar.

Baca Juga: Pyridam Farma (PYFA) targetkan pertumbuhan penjualan 5% di tahun ini

Adapun di pasar lokal, produk farmasi dan jasa maklon masih menjadi kontributor paling besar hingga Rp 88,67 miliar naik 14,2% year in year (YoY). Kontribusi terbesar setelahnya berasal dari alat kesehatan hingga Rp 4,32 miliar. Kontribusi ini juga bertumbuh dibanding periode yang sama tahun sebelumya yang sebesar Rp 2,49 miliar.

Sementara itu, penjualan paling mini dicatatkan oleh produk kecantikan Rp 147,92 miliar, naik 24,58% YoY.

Kenaikan penjualan mampu mengimbangi beban-beban yang mayoritas membengkak. Sehingga, laba tahun berjalan mampu naik drastis hingga 131,22% dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp 4,37 miliar.

Selain penjualan yang meningkat, kinerja PYFA sepanjang tahun 2020 juga didorong penghasilan keuangan yang naik 99,6% YoY menjadi Rp 5,49 juta.

Asal tahu saja, pada kuartal I 2020 ini PYFA mengantongi aset hingga 205,05 miliar naik signifikan dari akhir tahun 2019 yang sebesar Rp 190,79 miliar. Adapun liabilitasnya naik 14,99% menjadi Rp 75,96 miliar dan ekuitasnya juga bertumbuh 3,5% menjadi Rp 129,09 miliar.

Walaupun kinerja sepanjang  tiga bulan pertama ini membaik, dalam laporan keuangannya PYFA menjelaskan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah di Indonesia akan berdampak pada penurunan pendapatan.

Dampak selain itu, akan ada peningkatan biaya produksi karena keterbatasan persediaan bahan baku dan kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah.

" Produktivitas pemasaran juga menurun karena promosi tidak dapat dilakukan dengan maksimal dikarenakan banyak praktek dokter pribadi yang tutup dan tidak menerima pasien," demikian laporan keuangan PYFA yang dirilis Rabu (6/5).

Baca Juga: Penjualan Pyridam Farma (PYFA) turun di 2019, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×