Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Perusahaan penyulingan India telah kembali membeli minyak kelapa sawit Malaysia setelah jeda hampir satu bulan dan mengontrak sekitar 70.000 ton pengiriman pada bulan Desember. Lima orang trader sumber Reuters mengatakan, pembelian ini dikarenakan Kuala Lumpur menawarkan diskon US$ 5 per ton lebih murah ketimbang pasokan dari Indonesia.
Dimulainya kembali pembelian oleh India, pembeli terbesar minyak sawit Malaysia tahun ini, dapat menyokong harga minyak sawit Malaysia, yang saat ini kian mendekati harga tertinggi dalam dua tahun.
Baca Juga: Malaysia Berhasil Mengamankan Ekspor CPO 2,5 Juta Ton Tahun Depan
Minyak kelapa sawit sangat penting bagi perekonomian Malaysia karena menyumbang 2,8% dari produk domestik bruto Malaysia tahun lalu dan 4,5% dari total ekspor.
Perusahaan penyulingan India menghentikan pembelian dari Malaysia bulan lalu, karena khawatir New Delhi dapat menaikkan pajak impor atau memberlakukan tindakan lain untuk mengekang impor setelah Kuala Lumpur mengkritik New Delhi atas tindakannya di Kashmir.
Menurut trader yang berbasis di Mumbai, minyak kelapa sawit Malaysia ditawarkan dengan diskon US$ 5 di tengah kemacetan di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.
Baca Juga: CPO Malaysia: Stok Berkurang, China Menggoyang India
"Hal ini memberi sejumlah alasan kepada pembeli untuk mulai membeli minyak Malaysia dalam jumlah kecil demi menjalankan kilang mereka," kata trader tersebut kepada Reuters.
Pihak diler menyebut, harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) Malaysia untuk pengiriman Desember di pantai barat India tersedia dengan harga US$ 603 berdasarkan biaya dan pengiriman (C&F) pada hari Kamis. Sedangkan harga CPO Indonesia berada pada level US$ 608.
Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, diikuti oleh Malaysia.
Baca Juga: Harga CPO Naik ditopang Menipisnya Stok Minyak Sawit Malaysia
Pada bulan Oktober, badan perdagangan minyak nabati India mengatakan kepada anggotanya untuk berhenti membeli minyak sawit dari Malaysia. Ini merupakan imbauan untuk membantu New Delhi menghukum negara itu karena mengkritik India atas kebijakannya terhadap Kashmir.
Pemerintah India marah setelah Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan di PBB bahwa India telah "menyerbu dan menduduki" Jammu dan Kashmir dan meminta New Delhi untuk bekerja dengan Pakistan demi menyelesaikan masalah tersebut.
Pemerintah India belum membuat pernyataan publik tentang impor minyak kelapa sawit dari Malaysia.
Baca Juga: Pemerintah dorong percepatan penerapan B30
"Perselisihan telah berlangsung selama satu bulan tetapi India masih belum keluar dengan langkah-langkah konkret. Beberapa pedagang telah mulai mengambil risiko, dengan asumsi itu mungkin tidak mengenakan bea pada minyak sawit Malaysia," kata seorang importir yang berbasis di Mumbai.
Minyak kelapa sawit menyumbang hampir dua pertiga dari total impor minyak nabati India. India membeli lebih dari 9 juta ton minyak kelapa sawit setiap tahun, terutama dari Indonesia dan Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News