Reporter: Harry Febrian | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menyentuh harga terendah dalam tiga minggu. Kekhawatiran krisis Eropa dan perlambatan ekonomi China menjadi penyebabnya. Meski begitu, para analis menduga sentimen itu hanya mempengaruhi sesaat.
Harga CPO di Bursa Berjangka Malaysia pengiriman Oktober 2012 kemarin (23/7) sampai pukul 16.35 WIB turun 1,9% di RM 2.984 per ton. Perhatian para pelaku pasar yang mulai mengarah ke kondisi Eropa. Ini membuat sentimen permintaan ramadan tak lagi mempan.
Krisis utang Yunani mulai muncul lagi. Para pelaku pasar ragu apakah Yunani bisa mencapai target dari hasil bailout. Selasa (24/7), kreditur internasional akan datang ke Athena untuk melihat hasil dari bailout.
Sementara itu, perlambatan ekonomi China dikhawatirkan bisa berlanjut hingga kuartal ketiga ini. Song Guoqing, Anggota Akademisi Komite Kebijakan Moneter People\'s Bank of China seperti dikutip Bloomberg memprediksi pertumbuhan kuartal ini bisa melambat menjadi 7,4%. Ekonomi China pada kuartal II tumbuh 7,6%. Kalau benar ini terjadi, ini menjadi perlambatan berturut-turut dalam enam kali.
Meski begitu, Ker Chung Yang, Analis Phillip Futures, kepada Bloomberg mengatakan kalau penurunan harga masih tertahan oleh kekeringan yang menimpa perkebunan kacang kedelai di Amerika Serikat. Menurut dia, cuaca memburuk akan mengurangi persediaan biji minyak (oil seed) global.
Rebound
Ariana Nur Akbar, Analis Monex Investindo Futures mengatakan kondisi Eropa terutama Spanyol dan Yunani cukup mengkhawatirkan. Keduanya membutuhkan dana segar. Ini membuat harga CPO tidak akan bergerak banyak.
Meski begitu, faktor permintaan dan suplai menurut Ariana akan lebih besar pengaruhnya dibanding sentimen Eropa. Dia menduga penurunan yang terjadi hanya dalam jangka pendek saja. Dan bulan depan harga CPO bisa kembali naik. "Pelemahan yang terjadi lebih karena strategi dagang. Pelaku pasar menahan diri tidak membeli dulu agar harga CPO kembali murah," kata Ariana.
Kiswoyo Adi Joe, Analis Askap Futures, pun mengatakan kekeringan yang terjadi di AS akan membantu mengangkat harga CPO. Apalagi, di bulan ramadan dan Lebaran permintaan akan naik. "Namun, tampaknya tenaga naik mulai berkurang," ujar dia. Prediksi Kiswoyo, CPO bergerak di RM 2.950 hingga RM 3.100 per ton dalam sebulan.
Sedangkan Ariana memproyeksi, harga CPO akan berpotensi rebound setelah menyentuh level RM 2.950 yang juga menjadi level support. "Setelah itu, dalam 1 bulan ke depan harga berpotensi menyentuh RM 3.095. Lebaran harganya bisa terangkat ke RM 3.350," tukas Ariana.
Ariana bahkan memperkirakan harga CPO bisa menyentuh RM 3.500 per ton sampai akhir tahun. Asal, kondisi krisis Eropa pulih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News