kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit pensiunan, bisnis pelengkap Bank Mandiri


Rabu, 13 Februari 2013 / 08:45 WIB
Kredit pensiunan, bisnis pelengkap Bank Mandiri
ILUSTRASI. Melesat 8,33%, harga saham BUMI hijau di akhir perdagangan bursa Selasa (5/10)


Reporter: Surtan PH Siahaan |

JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah meneken kerja sama dengan PT Taspen dan PT Pos Indonesia. BMRI mengundang masuk kedua rekan BUMN-nya itu menjadi pemilik di anak usaha BMRI, Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) yang akan menerbitkan saham baru. Detail kepemilikan di BSHB kelak, kini masih dirundingkan.

Lewat langkah ini, BMRI ingin menyicipi pasar kredit pensiunan. Analis Ciptadana Securities, Syaiful Adrian menilai, upaya BMRI cukup tepat, mengingat mereka tengah berupaya meningkatkan porsi kredit konsumen.

Menurut Syaiful, pasar kredit konsumen untuk pensiunan lumayan cerah karena punya tiga keunggulan. Pertama, tingkat risiko tergolong rendah, apalagi akan bersinergi dengan Taspen selaku pengelola dana pensiunan.

Kedua, jatuh  tempo kredit konsumen cukup cepat sehingga dana bisa lebih cepat berputar. Ketiga, bunga kredit konsumen paling tinggi sehingga lebih menguntungkan. 

Soal pendanaan tak menjadi masalah, sebab dana pihak ketiga BMRI cukup besar. "Pertumbuhan dana pihak ketiga mencapai 15% per tahun," imbuh Adrian.

Dalam risetnya, analis Bahana Securities, Teguh Hartanto memperkirakan, kepemilikan BMRI di BSHD masih berkisar 53,5%. Sedangkan, PT Pos dan PT Taspen  masing-masing akan mengapit 20,2% saham.

Analis Danareksa Sekuritas, Eka Savitri memprediksi, kontribusi kredit pensiunan tak signifikan mendongkrak pendapatan BMRI. Menurut dia, kredit pensiunan hanya akan jadi pelengkap layanan BMRI agar kian beragam. 

Fokus BMRI masih di kredit korporat. Berdasarkan data per September 2012, alokasi kredit korporat mencapai 38%, sementara kredit komersial dan ritel masing-masing 30% dan 32% dari total kredit yang disalurkan BMRI.

Syaiful menghitung, pendapatan bersih BMRI tahun ini akan naik 12,4% menjadi Rp 30,7 triliun dari proyeksi pendapatan tahun 2012 sebesar Rp 27,3 triliun. Laba bersih juga akan terkerek 11,7% dari Rp 14,5 triliun menjadi Rp 16,2 triliun.

Ketiga analis merekomendasi beli saham BMRI. Syaiful memberi target harga Rp 11.000  per saham yang  mencerminkan price to book value (PBV) 2,4 kali. PBV BMRI lebih rendah dari BBRI yang 2,6 kali atau BBCA 3,4 kali.

Sementara, Eka dan Teguh masing-masing memasang target harga Rp 9.900 dan Rp 10.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×