kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Kredit konsumer menopang kinerja BBCA


Jumat, 14 Agustus 2015 / 07:35 WIB
Kredit konsumer menopang kinerja BBCA


Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perlambatan ekonomi turut menyeret PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memasuki masa sulit. Penyaluran kredit yang seret dan tren migrasi giro ke deposito menjadi tantangan utama bagi bank yang mayoritas sahamnya milik Grup Djarum ini.

Mengacu laporan keuangan, pada semester pertama 2015 BCA mencatatkan total penyaluran kredit Rp 347,10 triliun, tumbuh 7,92% secara tahunan. Perolehan ini lebih baik dibandingkan kuartal I 2015 yang hanya tumbuh 5,80% secara tahunan.

Tapi, pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini cenderung melambat dibandingkan semester pertama tahun lalu sebesar 14,6%. "Kami tidak memungkiri terjadi perlambatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," tutur Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA (Harian KONTAN, 30 Juli 2015)

 Evan Lie Hadiwidjaja, Analis Sinarmas Sekuritas menilai, BCA konservatif dalam ekspansi penyaluran kredit, ingin lebih mengejar kualitas kredit ketimbang pertumbuhan penyaluran. "Konservatif juga untuk menghindari kenaikan non performing loan (NPL)," kata Evan kepada KONTAN, Kamis (13/8).

Segmen konsumer yang mengontribusi 27,76% total kredit, mencetak pertumbuhan tertinggi. Semester I 2015 segmen kredit konsumer tumbuh 9,16% secara tahunan, diikuti kredit komersial tumbuh 8,35% dan kredit korporasi tumbuh 6,37%.

Richard Jerry, Analis BNI Securities, mengatakan, pertumbuhan segmen kredit konsumer murni didorong gencarnya promosi bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) BCA sejak awal tahun. Kebijakan pelonggaran porsi pembiayaan bank alias loan to value (LTV) dapat menggairahkan pertumbuhan kredit BCA.

Dampak kebijakan ini akan terasa bertahap. Apalagi, BCA berencana menelurkan produk kredit KPR baru.

Prediksi Evan, pertumbuhan KPR BCA terdongkrak produk baru. Menurut Richard, dampak pelonggaran LTV yang berlaku Juli terasa signifikan di akhir tahun.

Migrasi ke deposito

Para analis menilai, tren migrasi komponen simpanan dari giro ke deposito di industri perbankan tak terlalu berdampak ke BCA. Menurut Richard, BCA beberapa kali menurunkan bunga deposito untuk mereduksi tren migrasi. Kondisi ini berbeda dengan tahun lalu saat terjadi perang bunga deposito untuk menjaring likuiditas.

Tren migrasi tak terlalu terasa lantaran BCA merupakan bank transaksional. Nasabah BCA lebih banyak memarkirkan dana di current account dan saving account ketimbang di deposito. Evan memprediksi, kinerja BCA masih bagus tahun ini. Pertumbuhan kredit bisa 10%.

Richard menilai, kualitas aset BCA cukup bagus ketimbang bank lain. Selain itu, tahun ini NPL  BCA  berada di  0,7% dengan margin bunga bersih 6,55%. Richard merekomendasikan beli saham BBCA dengan target harga Rp 15.800. Sedangkan, Evan merekomendasikan netral dengan target harga Rp 13.550.

Analis Mandiri Sekuritas, Tjandra Lienandjaja juga merekomendasikan netral dengan target harga Rp 14.000. Pada penutupan perdagangan kemarin, saham BBCA menguat 0,38% menjadi Rp 13.200 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×