Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya restrukturisasi utang lanjutan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) masih berlangsung dan sudah mendapatkan persetujuan pemegang saham.
Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahun (RUPST) Buku 2023, Kamis (5/9) di Graha CIMB Niaga, Jakarta.
Dalam pemaparan Laporan Keuangan Tahun Buku 2023, Krakatau Steel mencatatkan pendapatan sebesar senilai US$ 1,45 miliar atau setara Rp 22,45 triliun.
Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan, dari sisi biaya usaha, terjadi penurunan 6% dibanding tahun lalu menjadi senilai US$ 125,33 juta atau setara Rp 1,94 triliun di tahun 2023. Lalu, ada tambahan kontribusi positif dari bagian laba entitas asosiasi senilai US$ 41,41 juta atau setara Rp 640 triliun.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Pasok Pipa Baja Proyek Cisem Tahap II
Dalam keputusan rapat juga diputuskan bahwa pemegang saham menyetujui Program Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) Perseroan sebagai langkah strategis untuk memperbaiki kondisi internal dan kinerja Perseroan.
Program RPK ini akan mampu menstabilkan posisi keuangan dengan melaksanakan restrukturisasi utang lanjutan ini.
Menurut Purwono, Master Restructuring Agreement (MRA) terkait restrukturisasi utang itu sudah dilakukan sejak tahun 2019. Ada 10 lender yang terlibat dalam MRA tersebut, di dalamnya termasuk bank-bank himbara.
Total restrukturisasi secara keseluruhan sebesar US$ 1,9 miliar dan sudah dibayarkan sekitar US$ 509 juta. Proses restrukturisasi sisa utang tersebut ditargetkan selesai di kuartal III 2024, termasuk penyusunan dokumen legal bersama dengan lender.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Pasok Pipa ke Proyek Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang
“Sisanya itu diberi keringanan tempo waktu pembayaran, ada yang hingga tahun 2035,” ujarnya saat ditemui Kontan, Kamis (5/9).
Program penyelesaian utang yang tercantum dalam RPK Perseroan adalah melalui optimalisasi kinerja operasional bisnis baja melalui pengoperasian HSM#1 secara optimal.
Lalu, optimalisasi aset tetap berupa lahan dan divestasi saham Perseroan di entitas anak usaha dan asosiasi, serta melakukan fundraising dari optimalisasi kepemilikan saham Perseroan di entitas anak usaha dan asosiasi di masa mendatang
“Dengan restrukturisasi utang ini menjadikan Perseroan dapat terus menjalankan komitmen untuk kewajiban penyelesaian utang serta menjaga keberlangsungan usaha,” tuturnya.
Per semester I 2024, KRAS mencatatkan penurunan pendapatan dan menderita rugi. KRAS mengantongi pendapatan usaha sebesar US$ 444,67 juta di semester I, turun 54,83% secara tahunan alias year on year (yoy).
Baca Juga: Kinerja Emiten Baja Masih Tertekan, Simak Rekomendasi Sahamnya
Rugi KRAS juga naik 73,92% yoy ke US$ 64,15 juta. Kenaikan rugi KRAS disebabkan oleh masih tingginya beban keuangan yang harus ditanggung, yaitu sebesar US$ 61,93 juta.