Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kerugian yang semakin dalam bisa diperbaiki dengan cara merestrukturisasi utang.
Namun, proses restrukturisasi utang KRAS masih berlangsung lama. Di sisi lain, industri baja global juga masih menghadapi tantangan. Permintaan baja masih menurun dan harganya masih terkoreksi.
Melansir Trading Economics, harga HRC Steel saat ini ada di level US$ 682,03 per ton. Ini turun 0,43% dalam sebulan dan 1,16% dalam setahun terakhir.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan KRAS dalam memperbaiki kinerja adalah meningkatkan nilai tambah ke produk bajanya melalui inovasi teknologi metalurgi.
“Sehingga, baja yang dihasilkan kualitasnya bisa lebih baik dan bisa dimanfaatkan lebih bagus untuk pembangunan infrastruktur,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (5/9).
Baca Juga: Bangunan Kantor Presiden di IKN Selesai, 4.650 Bilah Sayap Burung Garuda Terpasang
Di sisi lain, kinerja KRAS di tahun 2024 juga bisa terbantu dari proyek pembangunan di IKN.
“Hal tersebut mengingat bahwa KRAS merupakan salah satu supplier baja utama untuk proyek pembangunan IKN,” ungkapnya.
Nafan pun merekomendasikan hold untuk KRAS dengan target harga Rp 136 per saham.
Analis Phillip Sekuritas Indonesia Joshua Marcius melihat, saham KRAS bergerak dalam tren bearish. Ini terlihat dari pergerakan tren yang masih dibawah EMA200 dan juga stochastic mengarah ke bawah.
“Sehingga, pergerakannya berpotensi melanjutkan melemah ke level 111 selama bertahan di bawah area resistance Rp 136 per saham,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (5/9). Joshua pun merekomendasikan sell untuk KRAS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News