kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Korporasi gali surat utang lebih dalam


Senin, 03 Juli 2017 / 07:45 WIB
Korporasi gali surat utang lebih dalam


Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Banjir penerbitan obligasi korporasi terjadi sepanjang semester I-2017. Per 21 Juni 2017, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, realisasi penerbitan surat utang korporasi dalam enam bulan pertama 2017 mencapai Rp 57,87 triliun.

Angka tersebut melesat 23,9% dibandingkan dengan realisasi obligasi pada semester I-2016 yang hanya Rp 46,69 triliun. Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menjelaskan, ada beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan penerbitan obligasi korporasi tahun ini.

Pertama, kebutuhan emiten melakukan refinancing. Misalnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang menerbitkan surat utang sebesar Rp 2 triliun pada 26 Mei 2017. Dana tersebut digunakan untuk memenuhi pembayaran obligasi yang sudah jatuh tempo pada 31 Mei 2017.

Kedua, banyak perusahaan yang memanfaatkan momentum rendahnya suku bunga saat ini. Dengan semakin landainya suku bunga, otomatis tingkat kupon obligasi oleh korporasi juga menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Alhasil, cost of fund perusahaan dari kewajiban pembayaran kupon dapat dipangkas. Kalau suku bunga masih sama atau lebih tinggi, mungkin tidak seagresif sekarang. Jadi, timing-nya tepat, ujar Made, beberapa waktu lalu.

Analis Indonesia Bond Pricing Index (IBPA) Roby Rushandie sepakat dengan Made. Tren penurunan yield dimulai sesaat setelah lembaga rating internasional Standard & Poors (S&P) mengerek peringkat utang Indonesia.

Selain itu, semakin banyak badan usaha milik negara (BUMN) yang mencari pembiayaan, untuk memenuhi kebutuhan dana penggarapan proyeknya, khususnya BUMN infrastruktur dan energi. Terlebih, penerbitan surat utang dinilai emiten sebagai pilihan yang mudah di tengah ketatnya likuiditas bank saat ini.

Dominasi keuangan

Setali tiga uang dengan tahun sebelumnya, sektor keuangan, seperti perbankan dan pembiayaan (multifinance), masih mendominasi penerbitan surat utang korporasi di tahun ini, yakni sekitar 63% dari total penerbitan.

Roby memperkirakan sektor tersebut masih akan mendominasi penerbitan obligasi tahun ini. Mengingat, obligasi sektor keuangan yang jatuh tempo tahun ini cukup besar, yakni sekitar Rp 78 triliun. Dengan kata lain, lebih tinggi Rp 19,2 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 50,8 triliun.

Made memprediksi, total penerbitan obligasi hingga akhir tahun ini bisa tumbuh hingga sekitar 20% dibandingan penerbitan tahun lalu. Artinya, jumlah realisasi obligasi korporasi sepanjang 2017 berpotensi mencapai Rp 130 triliun. Maklum saja, hingga pengujung semester pertama saja masih ada sekitar Rp 20 triliun penerbitan obligasi yang belum tercatat di BEI.

Made memprediksi tahun ini yield obligasi korporasi dengan rating idAAA bertenor lima tahun akan berada di kisaran spread 150-175 basis poin di atas yield surat utang negara (SUN) bertenor sama. Pada penutupan pasar 22 Juni lalu, yield SUN tenor 5 tahun berada di level 6,63%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×