Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu iklim rentan melemahkan sentimen di pasar batubara dalam jangka pendek. Meski demikian, analis yakin, fundamental batubara masih berpeluang mendongkrak harga.
Mengutip Bloomberg, harga batubara kontrak pengiriman December 2017 di ICE Future Exchange turun 1,62% menjadi US$ 90,85 per metrik ton pada Jumat (17/11). Dalam sepekan, harganya sudah melorot 5,76% dari level US$ 96,40 per metrik ton.
Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menjelaskan, dengan bergabungnya 15 negara dalam aliansi Powering Past Coal Alliance, dapat menyebabkan permintaan batubara terutama dari Eropa menurun. Tapi, bukan berarti perdagangan pada bursa berjangka akan terhenti.
"Investor Eropa tetap akan masuk ke bursa komoditas batubara, mungkin akan berkurang, tapi tidak signifikan," jelas Deddy, Senin (20/11).
Apalagi, koreksi ini masih normal sebagai upaya pasar menekan harga batubara yang sudah naik tinggi. Asal tahu saja, harga komoditas hitam ini sempat menyentuh level US$ 99,5 pada 1 November lalu, tertinggi sejak November 2016.
Itu sebabnya, Deddy yakin hingga akhir tahun ini, harga batubara berpotensi kembali naik hingga mencapai US$ 100 per metrik ton.
Secara teknikal, Deddy melihat, kecenderungan koreksi yang ditunjukan dari indikator moving average (MA) 50, bergerak di atas MA100 dan MA200 yang menunjukkan tren penurunan jangka pendek. Indikator moving average convergence divergence negatif, indikator relative strength index di area 25 berpeluang melemah. Namun, stochastic masuk area jenuh jual alias oversold dengan potensi rebound tipis.
Prediksi Deddy, besok (21/11), harga batubara akan berada di kisaran US$ 90-US$ 92,27 per metrik ton. Sedangkan, sepekan bakal bergerak ke US$ 87,90-US$ 94.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News