Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas memprediksi, koreksi di pasar obligasi global dan domestik akan melandai pada pekan ini. Pasalnya, yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) alias US Treasury (UST) tenor 10 tahun sudah mencapai 5% pada minggu lalu dengan target yield pemerintah Indonesia (INDOGB) tenor 10 tahun di 7,3%-7,4%.
Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi melihat, fokus investor global akan tertuju ke rilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) AS bulan September 2023 pada Jumat (27/10).
Ada risiko kejutan laju inflasi bulanan inti PCE mencapai 0,3% MoM dibanding perkiraan konsensus sebesar 0,2% MoM karena laju inflasi bulanan inti CPI yang tinggi sebesar 0,32% MoM yang disebabkan kenaikan tidak diduga inflasi super core sektor jasa.
Sejalan dengan itu, Lionel menyampaikan, puncak yield 10Y INDOGB semakin terlihat. Sesuai dengan perkiraannya, yield 10Y INDOGB naik 22 bps menjadi 7,1% pada Jumat lalu (20/10) untuk memperlebar yield spread 10Y INDOGB versus UST menjadi 219 bps. Sementara itu, yield 5Y INDOGB juga naik 14 bps menjadi 7,02%.
Baca Juga: Indah Kiat (INKP) Telah Lunasi Obligasi dan Sukuk
Menurut Lionel, pergerakan ini merupakan hal yang positif karena selisih di antara nilai yield SBN di pasar dengan nilai valuasi puncak semakin mengecil. Di tengah pergerakan ini, yield spread antara UST 10Y versus 2Y juga menipis 16 bps dengan penurunan yield 10Y dan 2Y UST masing-masing sebesar 8 bps dan 9 bps bps menjadi 4,91% dan 5,07%.
"Pola pergerakan yield US Treasury ini mengindikasikan tanda-tanda awal pergeseran tren dari inverted bear steepening menjadi inverted bull steepening dengan kenaikan yield 10Y bergeser menjadi penurunan yield 2Y," kata Lionel dalam risetnya, Senin (23/10).
Akan tetapi, pergeseran pola ini perlu dikonfirmasi dengan rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 dan inflasi inti PCE bulan September AS menjelang akhir pekan nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News