kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korea Utara berulah, emas jadi primadona


Rabu, 30 Agustus 2017 / 11:10 WIB
Korea Utara berulah, emas jadi primadona


Reporter: Riska Rahman, RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kondisi geopolitik global kembali memanas. Secara tak terduga, Selasa (28/8), Korea Utara kembali menembakkan rudalnya melewati kawasan Jepang dan jatuh di Samudra Pasifik, di lepas pantai Pulau Hokkaido.

Pelaku pasar pun mengkhawatirkan keamanan global. Dus, pelaku pasar memburu instrumen safe haven. Lihat saja harga emas, perak dan JPY melejit tinggi kemarin.

Harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange, kemarin, tercatat menguat 0,94% ke level US$ 1.327,70 per ons troi. Ini merupakan level tertinggi harga emas sejak Oktober 2016 silam.

Sementara harga perak kontrak pengiriman September 2017 di Commodity Exchange melambung 0,48% menjadi US$ 17,52 per ons troi. Di saat sama, pairing USD/JPY terkikis 0,58%.

Mana instrumen safe haven paling menarik? Dari semua instrumen safe haven, emas jadi pilihan para pengamat. Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, emas jadi aset safe haven paling aman lantaran mudah dijual.

Memang, mata uang yen juga termasuk aset safe haven yang mumpuni. Tapi kebijakan pemerintah Jepang yang enggan melihat JPY menguat terlalu tinggi dapat mempengaruhi pergerakan yen. Deddy bilang, intervensi pemerintah Negeri Matahari Terbit terhadap yen tergolong tinggi dan dapat berakibat buruk pada investor.

Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwi Assegaf juga menilai emas lebih menarik. Apalagi, sentimen bagi emas masih positif, seperti perayaan Diwali di India dan Tahun Baru Imlek di China.

Investasi saham juga masih bisa diandalkan, asal pelaku pasar selektif. VP Research & Analysis Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere menyarankan mengincar saham perusahaan yang bergerak di bisnis logam mulia. "Bisa beralih ke saham PSAB dan MDKA," tambah dia. Kemarin saham PSAB berhasil menguat 6,54% ke Rp 228.

Selain saham tambang emas dan perak, Nico juga menyarankan investor untuk berinvestasi di emas dan perak. Instrumen alternatif ini merupakan pilihan terbaik di tengah ketegangan politik yang tengah terjadi.

Meski yen dan dollar Amerika Serikat (AS) kerap jadi mata uang pilihan saat kondisi global tidak kondusif, ia cenderung tidak menyarankan investor mengalihkan investasi pada mata uang apapun. "Jangan pegang uang kertas karena tidak punya nilai instrinsik," cetus Nico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×