kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Kontrak transaksi emas di BBJ turun


Kamis, 06 September 2012 / 07:32 WIB
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kondisi ekonomi global yang tidak tentu arah, meningkatkan risiko memutar dana di emas. Situasi itu terlihat di Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX). Sebagian pemodal mengalihkan investasinya ke komoditas yang dinilai lebih aman, seperti kakao.

Kendati masih menjadi instrumen primadona, volume transaksi emas selama bulan Agustus di JFX menurun 38,28% dibandingkan volume di bulan sebelumnya. Sedang kontrak kakao memimpin peningkatan volume transaksi sebesar 28,66%.

Direktur JFX, Roy Sembel, mengatakan, bulan lalu jumlah trader yang bertransaksi di emas banyak yang beralih ke kontrak kakao. Secara umum, total transaksi multilateral di BBJ sepanjang Agustus memang melandai.

"Penurunan itu wajar, karena bulan lalu ada libur perayaan Lebaran yang cukup panjang. Tetapi bila dihitung rata-rata harian masih sama seperti bulan Juli yakni sebesar 850 lot,” kata dia.

Volume transaksi multilateral di JFX sepanjang Agustus turun menjadi 16.091 lot. Selama Juli lalu, total volume transaksi adalah 18.974 lot. Di bulan ini, JFx menargetkan total transaksi multilateral kembali meningkat, hingga di atas 20.000 lot.

Analis Philips Futures, Juni Sutikno, melihat, penyebab volume kontrak emas turun di BBJ adalah sistem perdagangan bursa itu yang multilateral, berbeda dengan kontrak di bursa global. Kontrak semacam itu, menurut Juni, cukup menyulitkan trader pemula.

Selain itu, kata Juni, pergerakan harga kakao cenderung lebih stabil, daripada tren harga emas. Kontrak pengiriman kakao untuk Desember 2012 di ICE Futures New York, Rabu (5/9), senilai US$ 2.565 per ton, menguat 0,54% dari hari sebelumnya. Per 31 Agustus, harga kakao mencetak level tertinggi di 2012 sebesar US$ 2.610 per ton.

Juni bilang, beberapa bulan lalu, harga kakao sempat melemah akibat konflik petani di Pantai Gading yang berakibat ekspor kakao dari negara itu turun. Namun, harga kakao kembali normal, karena permintaan masih tinggi. “Walaupun krisis utang Eropa belum pulih, namun harga kakao terjaga karena komoditas itu merupakan bahan dasar dan komoditas inti,” ujar Juni.

Dalam sepekan ke depan, Juni memprediksi harga kakao di pasar dunia, akan bergerak antara US$ 2.300 hingga US$ 2.400 per ton. Sebulan ke depan, prediksi Juni, harga kakao berkisar US$ 2.400 hingga US$ 2.700 per ton.
Walaupun kakao mulai marak, namun, kontrak transaksi emas masih cukup baik. Meski, kontrak multilateral emas masih agak kurang diminati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×