Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Bisnis konstruksi yang bertumbuh di tahun lalu berdampak besar pada bisnis produsen semen. Tak ayal, kinerja PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) di tahun lalu pun meningkat.
Tahun lalu, pendapatan INTP naik 24,57% menjadi Rp 17,29 triliun. Laporan keuangan INTP menyebut, peningkatan pendapatan ditopang dari penjualan semen INTP yang tumbuh 21,53% menjadi Rp 16,11 triliun. Sementara, pendapatan dari bisnis beton siap pakai naik 43,96% menjadi Rp 1,93 triliun. Sisanya dari bisnis tambang agregat.
Penjualan INTP masih didominasi pasar domestik, terutama dari Jawa sebesar Rp 13,45 triliun. Selain itu ada penjualan ekspor senilai
Rp 67,97 miliar.
Penjualan INTP paling banyak menggunakan jasa distributor. Saat ini, INTP memiliki 16 rekanan distributor. Kontribusi dari rekanan itu mencapai Rp 12,91 triliun.
Meski beban pokok pendapatan meningkat 21,03% menjadi Rp 9,02 triliun, tapi laba kotor INTP masih naik menjadi Rp 8,27 triliun dari Rp 6,43 triliun di 2011. Laba usaha INTP juga masih tumbuh 33,12% jadi Rp 5,88 triliun.
Pada tahun lalu, biaya keuangan INTP naik 33,02% menjadi Rp 32,42 miliar. Namun, laba bersih masih bisa naik 32,35% menjadi Rp 4,76 triliun. Akibatnya laba bersih per saham INTP juga tumbuh menjadi Rp 1.293,15 per saham di 2012 dari tahun sebelumnya Rp 977,10 per saham.
Aset INTP di tahun lalu pun naik 25,39% menjadi Rp 22,76 triliun. Tju Lie Sukanto, Direktur INTP dalam rilisnya memaparkan, aset naik akibat kenaikan kas dan setara kas INTP sepanjang tahun lalu menjadi Rp 3,61 triliun. Kenaikan aset juga akibta bertambahnya piutang usaha menjadi Rp 518,40 miliar.
Kiswoyo Adi Joe, Managing Partners Investa Saran Mandiri yakin, di tahun ini, pendapatan dan laba bersih INTP masih bisa tumbuh di atas 10% - 20%. Ini karena, permintaan dari proyek pemerintah masih tinggi. Apalagi INTP tidak membayarkan fee kepada induk usahanya Heidelberg Cement. Ini karena 13% saham INTP milik Grup Salim. Senin (11/3), harga saham INTP turun 0,88% ke Rp 22.550.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News