Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Di tengah berkurangnya pemakaian batubara di China, Amerika Serikat dan Eropa, negara India justru akan meningkatkan penggunaan batubara. Sayang, potensi kenaikan konsumsi batuabra di India bukan menjadi kabar baik bagi komoditas energi ini.
Mengutip Bloomberg, Selasa (5/1) harga batubara kontrak pengiriman Januari 2016 di Ice Future Exchange naik 0,7% di level US$ 50,25 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun, dalam sepekan terakhir harga batubara tergerus 1,37%.
Negara India menempati posisi sebagai konsumen batubara terbesar ketiga di dunia, menyusul China dan AS. Tidak seperti dua konsumen terbesar lainnya, India masih membutuhkan energi cukup besar sebagai sumber tenaga pembangkit listrik.
Guntur Tri Hariyanto, analis Pefindo mengatakan, beberapa daerah di India belum teraliri listrik. Sementara batubara merupakan salah satu pilihan paling rasional bagi India mengingat harganya yang lebih murah dibanding sumber energi lainnya.
Meski demikian, kenaikan konsumsi batubara India dikhawatirkan tidak mampu mengangkat harga batubara global. Pasalnya, pemerintah India terus menggenjot produksi batubara dalam negeri. Seperti produksi batubara Coal India yang naik sekitar 10% selama periode April - Desember 2015.
Coal India merupakan salah satu produsen batubara terbesar di dunia. "Produksi batubara India diperkirakan terus meningkat seiring dengan fokus pemerintah untuk hal ini," imbuh Guntur.
Di sisi lain, produksi energi tenaga surya akan melonjak dalam beberapa waktu ke depan. Ini selaras dengan banyaknya kontrak pembangunan pembangkit tenaga surya yang telah diberikan oleh pemerintah India. Bahkan India menargetkan impor batubara bisa dihentikan total pada tahun 2017.
India akan mengonsumsi batubara produksi dalam negeri sebagai sumber tenaga listrik. Dengan demikian, meski ada kenaikan konsumsi dari India, harga batubara belum memiliki peluang menguat selama permintaan global terus melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News