kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kabar buruk dari China menggerus harga batubara


Rabu, 06 Januari 2016 / 18:26 WIB
Kabar buruk dari China menggerus harga batubara


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harapan kenaikan harga batubara kian tipis tahun ini. Ancaman polusi udara di China membuat negara konsumen terbesar itu semakin gencar memerangi batubara.

Mengutip Bloomberg, Selasa (5/1) harga batubara kontrak pengiriman Januari 2016 berada di level US$ 50,25 per metrik ton. Angka tersebut naik 0,7% dari harga sehari sebelumnya sekaligus level terendah sejak 2009 yakni US$ 49,90 per metrik ton. Sementara jika dilihat dalam sepekan terakhir harga batubara tergerus 1,37%.

Guntur Tri Hariyanto, analis Pefindo mengatakan, China sebagai konsumen terbesar sudah memberi kabar kurang menyenangkan bagi industri batubara awal tahun ini. "China tidak akan memberikan izin bagi tambang baru paling tidak hingga 2019," papar Guntur.

Tak hanya itu, negeri Tiongkok akan menutup lebih dari 1000 tambang sehingga dapat mengurangi produksi hingga 70 ton. Ini sekaligus respon terhadap melimpahnya pasokan batubara global.

Seiring kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) dan KTT Iklim di Paris serta usaha untuk mengurangi polusi udara, komposisi batubara dalam bauran energi China telah turun menjadi 64% di tahun lalu dari 70% di 2010. Tahun depan, China menargetkan komposisi batubara dalam bauran energi turun menjadi 62,6%.

Seorang analis ICIS China, Deng Shung mengatakan, ini merupakan pertama kali pemerintah China menghentikan persetujuan tambang batubara baru. Kondisi udara di China mulai memburuk ditandai dengan kabut asap yang menyelimuti kota Shanghai ke Beijing, memaksa pabrik dan sekolah tutup. Hal ini membuat masyarakat meningkatkan tekanan kepada pejabat publik untuk mengurangi polusi.

Bulan ini China menunda penyesuaian harga bahan bakar dengan tujuan untuk mengurangi pemakaian mobil sehingga menurunkan polusi dari knalpot. China juga telah berjanji untuk terus mengurangi polusi hingga tahun 2030 dengan target penggunaan 20% energi dari sumber yang lebih bersih.

"Kebijakan baru ini disertai dengan pemangkasan tambang dapat membantu mengurangi kelebihan pasokan batubara domestik yang sudah parah," ujar Deng, seperti dikutip Bloomberg.

Di sisi lain, National Energy Administration (NEA) menyatakan, China berencana meningkatkan kapasitas angin dan tenaga surya lebih dari 21% dan memiliki setidaknya 20 gigawatt instalasi tenaga angin baru serta 15 gigawatt kapasitas fotovoltaik untuk tenaga surya tahun depan.

Berdasarkan data NEA, China masih berpotensi memproduksi batubara hingga 3,58 miliar ton tahun ini atau turun 0,5% dari tahun 2014. Sementara kapasitas produksi mencapai 5 miliar ton per tahun.

Guntur mengatakan, polusi udara China sudah cukup berat di mana diperkirakan 1,6 juta orang per tahun meninggal karena polusi. Di samping itu, ekonomi di negeri panda juga terus melemah.

"Oleh karenanya, China akan terus melakukan peningkatan efisiensi penggunaan energinya seiring dengan pertumbuhan ekonominya," imbuhnya. Ini tentu membuat tekana harga batubara semakin besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×