Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Turunnya pasokan crude palm oil (CPO) mendorong harga komoditi tersebut terus menanjak di sisa tahun ini. Ke depan, program campuran minyak nabati 30% untuk biodiesel (B30) akan menjadi kunci kenaikan harga CPO.
Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (11/12) pergerakan harga CPO untuk kontrak pengiriman Februari 2020 di Malaysia Derivatif Exchange sebesar RM 2.901 per ton. Harga ini turun dari hari sebelumnya yakni RM 2.903 per ton.
Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, sejak awal tahun pergerakan harga CPO naik sekitar 34%. Kenaikan harga tersebut dipicu potensi penurunan pasokan CPO seiring dengan kekeringan yang melanda kawasan Indonesia dan Malaysia.
Baca Juga: Duh, Eropa kenakan pajak impor atas biodiesel Indonesia hingga 18%
"Ditambah lagi, tahun depan permintaan domestik khususnya Indonesia bakal meningkat karena ada penerapan program biodiesel B30. Serapan CPO untuk program tersebut diperkirakan mencapai 10 juta ton," kata Deddy kepada Kontan.co.id, Rabu (11/12).
Meskipun begitu, Deddy menyebut, rencana Eropa untuk mengenakan tarif impor CPO dari Indonesia pada tahun depan berpotensi menekan harga CPO. Sebagaimana diketahui, Eropa berencana mengenakan tarif impor CPO dari Indonesia berkisar 8% hingga 18%.
Menurutnya, pengenaan tarif impor tersebut bakal menjadi sentimen negatif bagi pergerakan harga minyak sawit mentah. Apalagi, permintaan CPO Indonesia ke pasar Eropa rata-rata mencapai 3 juta ton atau menempati urutan kedua setelah China.
Baca Juga: Alokasi FAME B30 9,6 juta kl akan ada penyesuaian jika terjadi peningkatan