kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,20   -15,29   -1.66%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kondisi Pasar Diprediksi Volatile, Begini Strategi MI Jaga Kinerja Reksadana Saham


Minggu, 03 Juli 2022 / 17:36 WIB
Kondisi Pasar Diprediksi Volatile, Begini Strategi MI Jaga Kinerja Reksadana Saham
ILUSTRASI. Reksadana. Kondisi Pasar Diprediksi Volatile, Begini Strategi MI Jaga Kinerja Reksadana Saham.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Reksadana saham diperkirakan akan kembali menghadapi periode yang sulit pada kuartal III-2022 ini. Padahal, kinerja reksadana saham sendiri sejauh ini masih kurang oke. 

Kinerja rata-rata reksadana saham yang tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index tercatat berkinerja flat dengan tumbuh 0,03% saja sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Padahal, pada periode yang sama, IHSG berhasil tumbuh hingga 5,02%. 

Walau begitu, beberapa reksadana saham masih berhasil catatkan kinerja yang optimal dengan mengungguli kedua indeks tersebut. Sucorinvest Equity Fund menjadi salah satunya seiring berhasil tumbuh 9,56% sepanjang semester I-2022.

Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin mengungkapkan, memasuki kuartal III-2022, pasar saham akan menghadapi tantangan yang cukup berat. Dari eksternal, The Fed diyakini akan kembali agresif terkait kenaikan suku bunga acuan. 

Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Diperkirakan Membaik pada Kuartal III-2022

Sementara dari dalam negeri, investor menyimpan tanda tanya besar terhadap langkah yang akan diambil Bank Indonesia mengingat inflasi bulan Juni tercatat berada di atas target pemerintah. 

“Kondisi menjadi lebih berat karena para investor asing yang melakukan aksi jual di tengah kondisi saat ini, dan investor domestik cenderung wait and see. Jadi pasar saham ke depan masih akan volatile,” kata Toufan ketika dihubungi Jumat (1/7).

Menurutnya, kondisi pasar bisa membaik ketika inflasi di Amerika Serikat (AS) bisa diredam. Hal tersebut menunjukkan langkah agresif The Fed menaikkan suku bunga telah berhasil sehingga membuat investor asing lega dan mendorong mereka untuk masuk kembali ke emerging market. Tapi jika yang terjadi sebaliknya, tekanan bisa jauh lebih hebat.

Dengan kondisi pasar yang masih penuh tantangan dan volatile, Toufan menyebut Sucorinvest AM akan mencoba mencari peluang untuk ambil posisi ketika harga saham kembali terdiskon. Ia mencontohkan, saham sektor batubara saat ini cenderung turun, padahal outlooknya masih menjanjikan, sehingga pihaknya terbuka untuk melakukan aksi beli.

Baca Juga: Penerbitan Obligasi Korporasi Mulai Ramai, Investor Harus Cermati Ini

“Di saat harga komoditas lain sudah mulai terkoreksi, harga batubara masih tetap tinggi sehingga ini membuat outlook kinerja emiten batubara masih akan positif,” imbuhnya.

Selain itu, dia bilang sektor perbankan dan telekomunikasi juga menarik karena sudah banyak dijual oleh investor asing. Alhasil, beberapa sahamnya secara valuasi kembali murah dan menarik untuk dikoleksi. 

Oleh karena itu, pihaknya akan memanfaatkan momentum diskon di tengah tahun ini untuk memburu saham-saham bervaluasi murah. Namun, Toufan mengatakan Sucorinvest AM belum akan melakukan rotasi sektor dan cenderung fokus ke komoditas dan perbankan.

“Kami melihat selama langkah The Fed masih seperti proyeksi konsensus, harga komoditas tidak turun terlalu dalam, IHSG bisa mencapai area 7.400 - 7.500 pada akhir tahun. Untuk imbal hasil reksadana saham kami, ditargetkan bisa 2-3% lebih tinggi dari indeks,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×