kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Kondisi market volatile, peluang untuk trading jangka pendek


Rabu, 10 Oktober 2018 / 20:58 WIB
Kondisi market volatile, peluang untuk trading jangka pendek
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar modal yang memiliki volatilitas tinggi membuat para pelaku pasar khususnya investor memutar otak dalam meracik portofolio mereka saat ini.

Salah satu investor kawakan yang sudah lama malang melintang di dunia pasa modal, Hendra Martono mengatakan, di kondisi saat ini ia lebih memilih untuk melakukan trading jangka pendek untuk merespon volatilitas pasar yang tinggi.

“Saya sekarang hanya melakukan trading di jangka pendek, saya belum berani buy dan hold untuk jangka waktu panjang seperti tiga sampai empat bulan. Sekarang hanya lima sampai 10 hari,” ujar Hendra kepada Kontan.co.id, Rabu (10/10).

Walaupun ada anggapan bahwa di kondisi ini menyimpan dana dalam bentuk kas cenderung lebih baik, menurutnya justru investor harus jeli melihat kesempatan yang ada. Banyak orang yang justru kehilangan momentum untuk masuk ke sebuah saham karena terlalu berhati-hati.

Menurutnya yang harus diperhatikan adalah manajemen uang dalam berinvestasi. Jangan meletakkan 100% dana investasi di satu portofolio saham. Besarannya harus sangat diperhatikan. Saatnya melihat potensi saham-saham second liner.

“Kita harus mengatur risiko dari investasi tersebut. Contoh kita bisa menyiapkan sejumlah dana untuk memitigasi kerugian investasi. Perhatikan saham-saham yang memiliki fundamental baik,” ujarnya.

Dalam kondisi saat ini beberapa sektor dirasa masih kuat dan masih leading terhadap posisi indeks harga saham gabungan (IHSG) seperti sektor keuangan dan industri dasar. “Kalau seperti ini maka harus fokus di sektor yang leading,” jelas Hendra.

Benar saja jika melihat data Bursa Efek Indonesia, sektor saham mungil yang berada di indeks IDX SMC Composite pergerakannya dari Januari hingga saat ini atau year to date (ytd) menurun tipis 1,47%, ke level 249. Masih lebih baik ketimbang IHSG yang turun 8,42% ke level 5.820.

Selanjutnya sekor industri dasar juga meningkat 10,40% ytd ke level 760. Sektor keuangan masih turun cukup dalam sebesar 8,07% ytd namun masih lebih baik dari IHSG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×