Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sebagian besar mata uang utama dunia. Menguatnya greenback ditopang kondisi ekonomi AS yang membaik ditambah kebijakan negara-negara utama.
Di pasar spot, Senin (7/1) pukul 15.47 WIB, pasangan EUR/USD turun 0,3% dibandingkan akhir pekan menjadi 1,3029. Pairing AUD/USD juga menguat 0,05% menjadi 1,0485. USD/JPY turun 0,44% ke level 87,76.
Analis Harvest International Futures, Tonny Mariano mengatakan, penguatan dollar AS dipicu spekulasi bahwa The Fed berencana untuk mengakhiri quantitative easing sebelum tutup tahun 2013. Sentimen lain berasal dari pelemahan dollar Australia. Pasar berharap, bank sentral Australia menurunkan suku bunga dari 3% menjadi 2,75%.
Kondisi ini menguntungkan bagi dollar AS. "Data neraca perdagangan Australia diperkirakan masih defisit. Ini memberikan tekanan lebih lanjut terhadap aussie," ujar Tonny.
Sebelumnya, defisit neraca perdagangan Australia mencapai A$ 2,09 miliar. Defisit neraca dagang Australia yang akan dirilis, Selasa ini (8/1), diprediksi membengkak menjadi A$ 2,21 miliar di kuartal IV 2012.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures mengatakan, dollar AS juga akan diuntungkan dengan pelemahan yen. Sejak Shinzo Abe muncul sebagai kandidat Perdana Menteri Jepang, kebijakan yang akan ditempuh sudah jelas, yaitu menginginkan yen melemah. Abe mendesak bank sentral Jepang (BoJ) untuk lebih agresif melemahkan yen. Pelemahan yen ini bertujuan untuk mengerek nilai ekspor.
Daru mengatakan, antisipasi pelemahan yen agak terlambat. Sejak rilis data PDB kuartal III yang menunjukkan negatif, BoJ belum mengambil langkah pelemahan yen sebagai pencegahan resesi ekonomi.
Kebijakan pelemahan yen secara agresif dilakukan sejak awal Desember menjelang pemilihan perdana menteri. Pasca terpilihnya Abe, kebijakan ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan. Sebulan terakhir, yen melemah 6,39% terhadap dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News