Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
Ia pun masih menjagokan saham-saham big caps sektor perbankan. Selain itu, saham-saham komoditas juga dipandang atraktif hingga akhir tahun. Krisis listrik yang terjadi di China memicu langkah antisipasi negara tirai bambu itu untuk mengamankan pasokan batubara.
Sementara, Hendriko cenderung menyarankan saham-saham siklikal untuk saat ini. Seperti sektor keuangan khususnya perbankan, saham komoditas khususnya batubara dan Crude Palm Oil (CPO), dan saham otomotif.
Saham-saham perbankan dapat dicermati mengingat pertumbuhan perbankan dinilai masih tertinggal dan mulai menunjukkan adanya long growth saat ini. Adapun saham perbankan yang dapat diperhatikan seperti BBRI, BMRI, BBNI, BBTN, dan BNGA.
Target harganya Rp 4.720 per saham untuk BBRI, Rp 8.900 per saham untuk BMRI, Rp 8.000 per saham untuk BBNI, Rp 1.900 per saham untuk BNGA, dan Rp 2.000 per saham untuk BBTN.
Baca Juga: Pemulihan ekonomi jadi pendukung kinerja, berikut rekomendasi saham perbankan
Sementara itu, saham-saham batubara yang dinilai atraktif adalah PTBA, ADRO, dan HRUM. Hingga akhir tahun, permintaan batubara akan tinggi mengingat beberapa negara mulai memasuki musim dingin. Sementara dari China, permintaannya diperkirakan akan membaik mengingat pemerintah China masih melarang batubara dari Australia.
Saham komoditas lain yang menarik adalah CPO karena harganya yang diperkirakan masih akan terjaga hingga akhir tahun. Adapun saham CPO yang bisa dicermati adalah LSIP.
Terhadap saham-saham tersebut, Hendriko merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.400 per saham untuk ADRO, Rp 3.000 per saham untuk PTBA, Rp 8.060 per saham untuk HRUM, dan RP 1.630 per saham untuk LSIP.
Sementara itu, ia juga melihat prospek yang baik dari ASII. ASII akan ditopang kinerja UNTR yang positif dan penjualan kendaraan yang diprediksi membaik hingga akhir tahun.
Adanya perpanjangan Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) 100% bisa mendorong penjualan kendaraan hingga akhir tahun. Terhadap saham ini, investor disarankan buy dengan target harga Rp 7.000 per saham.
Selanjutnya: Kinerja mentereng di semester I 2021, cermati rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News